trustnews.id

Galang Kolaborasi, Ditjen Hubdat Wujudkan Transportasi Efisien dan Berkeselamatan
Doc, istimewa

TRUSTNEWS.ID - Hingga saat ini, transportasi darat masih menjadi tulang punggung sistem logistik dan mobilitas nasional. Optimalisasi transportasi darat, kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Aan Suhanan, merupakan hal mutlak yang wajib dilakukan sekaligus menjadi prioritas Kemenhub melalui sejumlah langkah dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

Antara lain, peningkatan infrastruktur dan konektivitas dengan mengembangkan transportasi antarmoda yang saling terhubung antara bus, kereta api, pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya. Kemudian, penguatan transportasi umum (massal) perkotaan yang terintegrasi, seperti sistem BTS (Buy The Service) yang telah berhasil dilakukan di 11 kota hingga tahun 2024.

Layanan umum massal seperti itu diharapkan berdampak pada penurunan (efisiensi) biaya transportasi bagi masyarakat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi serta menekan kemacetan dan emisi karbon.

Terbaru, Ditjen Hubdat bersama dengan Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta stakeholders terkait juga berfokus pada penataan angkutan logistik yang lebih efisien dan berkeselamatan. Pemerintah pun telah menyusun Sembilan Rencana Aksi Nasional (RAN) Penanganan Kendaraan Lebih Dimensi dan Lebih Muatan, yang fokus pada integrasi data, penegakan hukum digital, dan harmonisasi regulasi. Salah satu targetnya: nol kendaraan lebih dimensi dan lebih muatan atau zero over dimension overload (Zero ODOL) pada 2027.

“Dengan dirumuskannya Rencana Aksi Nasional Penanganan Kendaraan Lebih Dimensi dan Muatan diharapkan dapat meningkatkan aspek keselamatan pada sektor angkutan barang dan dapat menurunkan biaya logistik hingga 20–30%,” jelas Aan Suhanan kepada TrustNews.

Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan pada sektor transportasi darat, Kemenhub memperketat pengawasan terhadap kelalaian kendaraan dan manajemen waktu kerja pengemudi. Termasuk memperluas pelaksanaan ramp check (inspeksi atau pemeriksaan kendaraan), serta mendorong pemanfaatan teknologi untuk memantau operasional armada secara real time.

Selain itu, perlu peningkatan kualitas SDM transportasi darat dan kesejahteraan pengemudi angkutan barang. Begitu juga bagi pengemudi angkutan umum, diperlukan persyaratan kompetensi untuk memastikan bahwa orang tidak hanya bisa mengemudi, tetapi juga memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik saat mengemudi.

Sebagai langkah strategis dalam meningkatkan pengawasan dan keselamatan transportasi, Kemenhub kemudian mendorong integrasi data antar lembaga pemerintah, yakni Kepolisian, Kemenhub, BKPM, Kementerian Perindustrian, serta Pemerintah Daerah. Integrasi mencakup sinkronisasi data terkait dokumen administrasi dan registrasi kendaraan, kartu pengawasan, sistem Blu-e, pajak kendaraan, serta kepemilikan kendaraan angkutan umum orang maupun barang.

Tidak kalah penting, menguatkan sosialisasi berbagai regulasi terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM), Kepatuhan Uji Kir dan Uji Emisi sebagai upaya meminimalisir kecelakaan darat. Kemudian, merevitalisasi puluhan terminal tipe A guna memberikan perbaikan kualitas pelayanan angkutan umum massal kepada masyarakat.

Berbagai upaya itu dilakukan untuk mencapai indikator keberhasilan transportasi darat, yakni aksesibilitas, efisiensi, keselamatan, lingkungan, keterjangkauan, dan tata kelola. Sistem transportasi darat dikatakan berhasil bila masyarakat mudah berpindah dari satu titik ke titik lain, waktu tempuh dan biaya menurun, serta risiko kecelakaan dan polusi berkurang. (TN)