trustnews.id

Perumda Pembangunan Sarana Jaya: Membangun Hunian, Membangun Kehidupan
Bima Prio Santosa Direktur Administrasi dan Keuangan

Perumda Pembangunan Sarana Jaya, menjadi contoh Badan Usaha Milik Daerah yang berhasil mentransformasikan diri sebagai pemain properti yang tak bisa dipandang sebelah mata.


Tahun-tahun ini merupakan tahun-tahun sibuk bagi Perumda Pembangunan Saran Jaya. Setelah sukses dengan hunian vertikal Nuansa Pondok Kelapa yang terletak di Jl. H. Naman, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, sejumlah proyek masih lagi menanti diselesaikan hingga akhir tahun 2019, itu belum termasuk 2 hunian vertikal lain di Jakarta Timur dan Pulo Gebang.
Untuk 2019 ini, tercatat dua proyek yang dalam penggarapan, yakni Sarana Square dan Cik’s Mansion. Untuk Sarana Square berbasis perkantoran dan retail, sedangkan Cik’s mengarah pada kos-kostan exclusive. 
Sedangkan proyek yang menanti penggarapan, yakni pembangunan hunian vertikal di Cilangkap di akhir 2019 dan Pulo Gadung pada tahun 2020. 
“Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tercatat ada 52% warga DKI Jakarta tidak memiliki rumah sendiri. Artinya hampir separuh dari jumlah penduduk Jakarta, ini potensi yang luar biasa besar,” ujar Direktur Administrasi dan Keuangan, Bima Prio Santosa, kepada TrustNews.
Hanya saja, Bima menegaskan, tidak serta merta potensi yang luar biasa besarnya itu terhitung memberikan profit yang besar bagi perusahaan yang dipimpinnya. sebagai BUMD, keberadaannya memang mencari profit sebesar-besarnya dengan maksud meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari deviden yang disetorkan ke kas daerah.
Selain itu, lanjutnya, BUMD sebagai agen perubahan atau peningkatan pelayanan publik. Pada titik ini, profit tidak lagi menjadi sasaran utamanya, melainkan pada kualitas pelayanannya.
“Sarana Jaya harus profit jelas iya, tapi kita juga ada tuntutan kontribusi ke masyarakat. Jadi harus seimbang dan itu nggak gampang. Kita mewujudkan keduanya itu dalam membangun hunian tidak sekedar membangun saja, visinya membangun hunian membangun kehidupan,” ujar Bima yang sejak kecil bercita-cita ingin jadi tentara ini.
Agar lebih lincah dalam bergerak, sejak ditunjuk sebagai orang nomor satu di perusahaan BUMD yang bergerak di bidang tanah dan properti pada Agustus 2016 lalu ini, Bima pun melakukan transformasi internal  secara menyeluruh. Baginya, sebagai sebuah bisnis, Sarana Jaya tidak berbeda dengan perusahaan swasta dalam bersaing di bidang properti.
“Sarana Jaya itu punya banyak aset di kawasan strategis di Jakarta. Awalnya kita BOT (Build Operate Transfer) setelah itu kita coba kelola sendiri, pembangunan Kelapa Village dan sejumlah proyek di Jakarta. Untuk agresif dibutuhkan perubahan internal, cara pandang dan pengembangan kapasitas organisasi, termasuk mulai berpikir sinergi BUMD,” pungkas Bima. (TN)