trustnews.id

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas: Kami Membuka Ruang Semua Agama Berpartisipasi Dalam Pembangunan
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID,. - Sejak awal dirinya memimpin Kementerian Agama RI, Yaqut Cholill Qoumas tegas menginstruksikan bahwa institusi negara ini merupakan kementerian semua agama. Bukan kementerian satu agama saja. “Pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam memperkuat peran semua agama dalam pembangunan. Salah satu langkah yang diambil adalah memastikan perlindungan dan peningkatan hak-hak umat beragama serta mendukung kerukunan antar umat beragama di Indonesia,” tegas Menteri Agama RI kepada Trustnews.

Salah satu contoh terbaru keberpihakan pemerintah kepada kebutuhan umat beragama adalah perubahan nomenklatur “Isa Al Masih” menjadi “Yesus Kristus” yang diterapkan dalam hari libur nasional. Langkah ini dilakukan dalam rangka mengakomodir umat Kristen dan Katolik, yang menyatakan bahwa berdasarkan keyakinan mereka, yang dikenal itu adalah Yesus Kristus.

“Kami mengusulkan kepada Presiden perubahan nomenklatur ini. Usulan ini disetujui dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2024 tentang Hari - Hari Libur Nasional,” yang akrab disapa Gus Yaqut ini.

Di sisi lain, Pemerintah juga berupaya untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi semua agama dalam berpartisipasi dalam pembangunan negara. Langkah ini dilakukan pemerintah melalui penguatan pendidikan agama dan moral sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa. Hal ini diharapkan dapat membentuk generasi yang religius, toleran, dan memiliki moral yang tinggi.

“Dengan demikian pemerintah berkomitmen untuk memastikan semua agama memiliki peran yang kuat dalam pembangunan negara, sambil tetap menjaga kerukunan antar umat beragama,” tambahnya.

Upaya ini juga ditopang dengan sejumlah langkah strategis Kementerian Agama yang dilakukan untuk menggerakkan semua elemen masyarakat guna memperkuat peran agama dalam kehidupan bersama. Memperkuat perang agama dalam kehidupan bersama juga punya peran penting dalam partisipasi pembangunan.

Langkah-langkah strategis tersebut antara lain, Pertama, dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya agama dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana agama dapat menjadi pilar moral dalam masyarakat.

Kedua, Kementerian Agama juga bekerja sama dengan ormas keagamaan untuk membangun kebersamaan antarumat beragama dan mengedukasi tentang toleransi antarumat beragama.

Peran yang tidak kalah strategis, Kementerian Agama juga dapat menggalakkan program-program pembinaan keagamaan seperti pelatihan imam, dai, hingga penyuluh agama. Bahkan diadakan juga seminar lintas agama, serta mendukung kegiatan keagamaan yang memperkuat nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan.

Dengan demikian, kolaborasi antara Kementerian Agama dengan elemen masyarakat lainnya dapat meningkatkan peran agama dalam membentuk masyarakat yang lebih toleran, harmonis, dan berkeadilan.

“Kami ingin seluruh umat beragama mendapatkan pelayanan yang adil, sesuai dengan kebutuhan yang mereka miliki. Hal ini juga saya tekankan kepada para ASN Kemenag, dari mulai tingkat pusat hingga daerah. Berbagai layanan pun kita siapkan bagi seluruh umat beragama,” terangnya.

Misalnya, untuk program bantuan rumah ibadah. Ini tidak hanya diperuntukkan bagi umat muslim yang mayoritas saja.

Tapi juga bagi rumah ibadah umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu juga kita berikan bantuan. Bukan hanya itu, Kementerian Agama saat ini juga terus meningkatkan layanan bidang agama bagi sahabat-sahabat disabilitas. Saat ini pihak Kementerian Agama sudah memiliki Al-Qur’an braille dan bahasa isyarat. Ada juga ayat Al Kitab berbahasa isyarat.

Menyusul juga diproduksi Dhammapada braille, dan sebagainya. Untuk memperluas akses informasi kepada sahabat-sahabat disabilitas, laman resmi Kemenag.go.id juga sudah memiliki fitur ramah disabilitas. Semua upaya-upaya ini dilakukan karena disadari, bahwa semua umat beragama memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan keagamaan.

Termasuk juga sahabat-sahabat disabilitas. “Kementerian Agama terus berbenah untuk memberikan layanan publik yang cepat dan transparan. Ini salah satu pekerjaan rumah yang juga perlu saya tuntaskan sebagai amanah dari Presiden Joko Widodo,” katanya.

Dengan jumlah layanan Kemenag yang sangat banyak dan bentuk yang amat variatif, maka untuk menghasilkan layanan publik yang cepat dan transparan caranya adalah dengan melakukan transformasi digital.

Sejak dua tahun lalu, transformasi digital telah menjadi program prioritas Kementerian Agama. ”Saya meminta seluruh jajaran dan unit kerja untuk melakukan evaluasi proses bisnis layanan Kemenag.” tambah Yaqut.