trustnews.id

APINDO Dukung Pengembangan sektor Pertanian dan Perikanan
Ilustrasi Nelayan - Foto: Kira Phạm/pixabay.com

TrustNews.Id - Langkah Pemkab Demak membuka pintu lebar-lebar bagi para investor untuk mengembangkan sektor pertanian dan perikanan, disambut positif Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Demak.

Dalam pandangan MH Ilyas, Ketua APINDO Demak, langkah mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah dengan peningkatan investasi. Dengan peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi lainnya yang pada akhirnya akan mampu memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada masyarakat.

"Demak ini potensinya bagus. Secara infrastruktur lengkap. Akses jalan bagus, ada bandara, pelabuhan, stasiun kereta dan terminal serta jalan tol. Kalau sebelumnya Demak-Semarang itu setengah jam kini hanya 10 menit," ujar Ilyas kepada TrustNews.

Begitu juga dalam kemudahan per-izinan, diakuinya Pemkab sangat mempermudah dan mempercepat berbagai bentuk pelayanan yang ada di Demak. Baik berupa pengurusan perizinan maupun non per-izinan. "Perizinan sangat mudah," akunya.

Dengan infrastruktur tersebut, lanjutnya, peluang untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan semakin terbuka. Karena tidak lagi tersekat oleh jarak dan waktu. Hal ini harus dimanfaatkan dalam mengembangkan komoditas belimbing, jambu air dan beras.

 "Hanya saja yang perlu dikembangkan itu bagaimana mengemasnya sehingga produk pertanian dan perikanan Demak hingga bisa masuk pasar modern. Sehingga nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi," ujarnya.

“Sumberdaya alam yang begitu luar biasa, jumlah permintaan yang terus meningkat, dan dapat dikembangkan dari sisi hulu ke hilir membuat potensi pada sektor ini sangat menjanjikan untuk dijadikan bisnis/usaha,” jelasnya.

Secara umum, menurutnya, Pemprov Jateng memang sedang gencar-gencarnya membuka peluang investasi, penanaman modal asing maupun dalam negeri. Kawasan industri yang dibuka di banyak lokasi, memudahkan akses di segala bidang.

"Sejauh ini ada tiga wilayah paling kentara dampak investasinya. Demak satu diantaranya dengan menerapkan kebijakan yang ramah terhadap investasi," urainya.

Hanya saja yang perlu menjadi perhatian pemda, menurutnya, soal banjir rob. Bagi dunia usaha termasuk UMKM kondisi banjir rob ini cukup menghambat proses produksi. Pasalnya, pabrik-pabrik di wilayah pesisir utara Jawa Tengah ikut terendam rob. “Proses produksi lumpuh, perusahaan mengalami kerugian yang banyak,” ungkapnya.

Meski dirinya belum mendengar soal relokasi pabrik dari Demak akibat banjir rob. Namun kondisi ini bisa membuat investor enggan menanamkan investasinya di Demak.

 "Kalau kita baca media massa terjadi relokasi industri dari Kerawang ke Jawa Tengah. Pindahnya bukan ke Demak tapi malah salah satunya ke Kabupaten Grobogan. Ramai banget disana. Pertanyaan kita, apa yang membuat Grobogan menarik di mata investor, ternyata salah satunya UMK Grobogan lebih kompetitif dibandingkan kabupaten lain di Jawa Tengah dan tidak ada Rob karena berada di dataran tinggi," jelasnya.

Sebagaimana ratusan rumah di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, terendam banjir rob. Fenomena ini disebabkan kondisi perigee dan peningkatan pasang air laut bersamaan dengan gelombang tinggi.

Hanya saja, Kecamatan Sayung terdapat Kawasan Industri Demak mempunyai luas lahan seluas 1.150 Ha, dan merupakan Kawasan Industri terluas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kawasan ini posisinya berada di tepi jalur pantura dan 25 menit dari Pelabuhan Tanjung Mas, dan dekat dengan rencana Jalan Lingkar Luar Semarang memberikan kemudahan aksesibilitas Kawasan Industri Demak.

Sementara Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB bekerjasama dengan Laboratorium Geodesi ITB juga mengungkap penyebab banjir rob yang terjadi di wilayah pantura Jawa Tengah. Mereka menilai, banjir rob disebabkan penurunan muka tanah yang terjadi sangat cepat.

Laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun. Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di dunia.

"Terkait masalah penurunan tanah ini membuat teman-teman industri menjadi gamang karena Pemprov mengeluarkan aturan pembatasan dalam pemanfaatan air tanah. Padahal kalangan industri membutuhkan air tanah sebagai bahan baku utama dalam proses industri," ungkapnya.

"Adanya pembatasan penggunaan air tanah kami bisa memahami atas kondisi tersebut, meskipun pembatasan yang dilakukan menyebabkan pabrik-pabrik mengalami krisis air bersih. Masalah ini belum ada penyelesaiannya. Apindo sudah meminta agar PDAM bisa menjangkau wilayah industri," pungkasnya.

(tn/san)