trustnews.id

Indramayu Raksasa Utara Jawa Barat
H. Supendi, Bupati Kabupaten Indramayu sedang meninjau pertanian padi di salah satu area persawahan di Indramayu

Indramayu Raksasa Utara Jawa Barat

DAERAH Rabu, 24 April 2019 - 07:52 WIB TN

Dengan segala potensi yang ada, Kabupaten Indramayu tak ubahnya raksasa yang terlelap dalam tidur panjangnya.  

Bupati Kabupaten Indramayu Supendi mengatakan Kabupaten Indramayu memiliki potensi yang sangat besar yang belum digarap secara maksimal. Potensi tersebut diantaranya, Sumber Daya Alam (SDA daratan) di atasnya lahan pertanian dan di bawahnya kandungan minyak dan gas (migas). SDA kelautan yakni perikanan dan pariwisata pantai.
Ketiga potensi SDA yang ada di Indramayu harus kita gali dan kembangkan untuk mengejar ketertinggalan Indramayu dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Barat dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, papar Supendi.
Tidak berlebihan apa yang diungkapkan Supendi mengenai potensi Indramayu. Dari sektor kelautan dan perikanan, Indramayu memberikan kontribusi 40 persen produksi perikanan di Jawa Barat. Merujuk data Diskania Kabupaten Indramayu, sepanjang Januari-Desember 2016, produksi ikan yang didaratkan di 14 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di Kabupaten Indramayu mencapai Rp 464.529.060.185.  
Adapun ikan hasil tangkapan nelayan asal Kabupaten Indramayu, diantaranya manyung, kuniran, bawal hitam, peperek, kakap merah, tiga waja, kembung, tengiri, tongkol, cucut, udang dan cumi. Sedangkan komoditas unggulan yang dibudidayakan di areal tambak di Kabupaten Indramayu berupa udang, bandeng, nila, lele, garam, gurame dan rumput laut.  
Nelayan Indramayu tidak hanya melaut di sekitar Laut Jawa tapi juga perairan Papua dan kapal yang kita gunakan lebih dari 80 GT (gros ton), ada 120 GT dan produksinya satu kapal itu kadang-kadang sampai 160 ton. Indramayu pemasok kebutuhan ikan di Jabar, sekitar 40% dari kita, ujar Supendi. 
Begitu juga dengan kemampuan Kabupaten Indramayu yang memiliki wilayah pesisir  yang sangat panjang dalam menghasilkan garam. Merujuk data Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait data produksi garam tahun 2018, Kabupaten Indramayu menghasilkan 303,696.31 ton dengan luas lahan 2.714,46 hektar. 
Indramayu juga punya garam dengan keberadaan sentra garam di Kecamatan Kandang Haur, Kecamatan Krangkeng dan Kecamatan Losarang memasok 15 persen garam nasional, ucap Supendi.  
Sekarang pindah ke bagian daratan. Kabupaten Indramayu ternyata tak hanya ada beras dan mangganya. Meski dijuluki Kota Mangga, Indramayu juga punya Minyak dan Gas. Tercatat dari 318 desa dan kelurahan di Indramayu, 255 desa berpotensi memiliki kandungan Migas. Bahkan wilayah tempat Pendopo Pemkab Indramayu sebagai pusat pemerintahan berdasarkan Seismic 3D Akasia Besar (kegiatan perekaman data potensi minyak dan gas) berpotensi memiliki kandungan Migas.
Paling anyar PT Pertamina EP menemukan cadangan Migas serta kondensat di area PEP Asset 3 Jatibarang Field, Jawa Barat, melalui pengeboran sumur Eksplorasi Akasia  Maju-001. Kian menunjukkan  kegiatan sektor migas dari hulu sampai hilir ada di Indramayu. Di sektor hulu, di Indramayu terdapat beberapa lapangan yang cukup dikenal di indsutri migas, antara lain lapangan Jatibarang dan lapangan Cemara. Sampai tahun 2002, sedikitnya 77 sumur minyak dan 40 sumur gas produktif ada di wilayah ini. 
Di sektor hilir, terdapat kilang minyak Balongan, satu dari enam kilang minyak yang ada di Indonesia. Kilang yang dibangun pada tahun 1990 dan mulai beroperasi tahun 1994 ini memiliki kapasitas pengolahan sekitar 125 ribu BPSD (barel per steam day). Di komplek UP VI ini juga terdapat unit pemasaran. Kebutuhan BBM Ibu Kota sepenuhnya disuplai dari kilang ini. Sementara itu, pengolahan gas elpiji dilakukan di kilang LPG Mundu VI, dengan kapasitas sekitar 37,3 MMSCFD (juta kaki kubik per day).
Begitu juga dengan pariwisata. Memiliki bentangan pantai yang memanjang 146 kilometer, menjadikan kawasan pantai Indramayu sebagai destinasi wisata. Seperti Pantai Tirtamaya, Pantai Balongan Indah, Pantai Tanah Merah Eretan, Pantai Glayem, Pantai Biawak termasuk Hutan Mangrove Karangsong.
Saya punya target sampai 2021, Indramayu mengejar ketertinggalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), mengurangi angka pengangguran, mengurangi kemiskinan. Sebagaimana yang telah saya ungkapkan Indramayu punya SDA baik darat maupun laut, tinggal bagaimana mengelolanya dan digunakan sepenuhnya dalam rangka kesejahteraan masyarakat Indramayu, ujar Supendi. (TN)