
TRUSTNEWS.ID - Mengelola keuangan negara bukan hanya urusan angka, tetapi juga seni menjaga ritme antara keterbatasan dan kebutuhan. Di tengah ruang fiskal yang kian sempit, Kanwil Hukum Jawa Barat tetap mampu menorehkan kinerja membanggakan. Hal ini tidak lepas dari peran penting kepala kantor wilayah sebagai KPA yang membe- rikan instruksi yang jelas dan konsisten dalam pengelolaan keuangan.
“Dengan kondisi APBN yang tidak 56 maksimal, kami tetap berupaya memberi yang terbaik untuk bangsa, terutama masyarakat Jawa Barat,” ujar Jafar, Benda hara Kanwil Hukum Jawa Barat kepada TrustNews. Menurut Jafar, kuncinya ada pada kolaborasi. Kanwil Hukum Jawa Barat aktif bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, kelompok masyarakat organisasi bantuan hukum, perguruan tinggi, hingga sekolah menengah pertama di lapangan. Dari ruang zoom hingga tatap muka di sekolah dan desa, sinergi itu memastikan membangun budaya hukum yang bertujuan agar terwujudnya keterti ban dan keadilan di masyarakat.
Namun, sebelum melangkah keluar, Jafar menekankan pentingnya pengua tan di dalam. Rantai koordinasi pelaksa naan anggaran dari mulai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), pejabat perbendaharaan (PPSPM, PPK, Bendahara), hingga Penge lola/Pelaksana Kegiatan harus berjalan solid. Di situlah disiplin, komunikasi cepat, dan ketelitian diuji. “Koordinasi yang baik membuat kita mampu merespons kegia tan insidentil di luar rencana anggaran. Mungkin itu yang membuat Kanwil selalu mendapat apresiasi,” tambahnya.
Kinerja yang rapi ini terbukti dari capa ian penyerapan anggaran yang konsisten terjaga. Bahkan, ketika ada perubahan kegiatan atau revisi anggaran mendadak, koordinasi sigap dengan KPPN dan DJPB membuat pelaksanaan tetap berjalan tanpa hambatan berarti.
Harapannya, kata Jafar, ke depan sinergi ini semakin diperkuat dengan sosialisasi regulasi keuangan terbaru yang lebih masif. Transformasi digital, dari aplikasi SAS ke SAKTI, telah menjadi pelajaran berharga. “Kami berharap setiap regulasi baru segera disosialisasikan, agar seluruh instansi dapat cepat beradaptasi dan kinerja tetap terjaga,” tuturnya.
Bagi Jafar, bendahara bukan sekadar pengelola kas. Ia adalah penjaga kepercayaan, memastikan setiap rupiah dari rakyat kembali dalam bentuk manfaat. Dari Purwakarta hingga Pangandaran, denyut kerja perbendaharaan ini terus mengalir, menjadi bukti bahwa koordi nasi dan dedikasi bisa melampaui keterbatasan. (TN)