trustnews.id

REMBANG OPTIMIS RAIH KEMBALI PERTUMBUHAN EKONOMI POSITIF
Abdul Hafidz

Sebelum Pandemi Covid-19 menyerang Negeri ini, laju perekonomian di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, begitu gemilang. Bayangkan, secara keseluruhan laju perkembangan ekonominya relatif tinggi dibandingkan geliat pertumbuhan ekonomi Nasional dan Provinsi Jawa Tengah.

Hanya di tahun 2019 saja sempat lebih rendah, terpaut 0,21 persen dari Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan fluktuasi ekonomi Kabupaten Rembang secara persentase bertengger di angka 4,36%. Jelas ini suatu prestasi yang sangat membanggakan.

Cerita kegemilangan ekonomi Rembang agak sedikit berbeda ketika pandemi menyerang. Laju perekonomiannya ‘agak meredup.’ Situasi ini sebenarnya sangat wajar, imbas pandemi tidak hanya berpengaruh pada perekonomian Rembang, tapi hampir di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan dunia sekalipun .

“Mengingat situasi Pandemi semakin melandai dan teratasi dengan baik, maka pada akhir tahun ini kami optimis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang akan mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan di tahun 2020, walaupun belum sebaik tahun 2019. Di tahun 2021 kami menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,14 persen. Bahkan di tahun depan kami fokuskan pada pertumbuhan ekonomi hingga 4,49 persen,” ujar Bupati Rembang Abdul Hafidz kepada Trustnews menerangkan.

Setiap tahun trend pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang hampir selalu di atas Provinsi Jawa Tengah dan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah merilis, pertumbuhan ekonomi Jateng triwulan ketiga 2021 positif di angka 2,56 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan tiga sebesar 3,51 persen. Angka ini naik dibanding kuartal pertama 2021 yang masih minus -0,84 persen.

Namun demikian untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, langkah yang sangat penting untuk dijaga adalah mencegah lonjakan kasus Covid-19 dan fokus untuk mengakhiri pandemi. Di sisi lain, juga perlu menjaga peningkatan produksi pertanian dalam arti luas (pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan. Sebab, sektor ini merupakan aspek yang memiliki kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rembang.

“Karena wilayah kami masih menghadapi masalah kekurangan air, maka fokus program unggulan di sektor ini adalah dengan lebih gencar meningkatkan irigasi pertanian,” tandasnya.

Selain itu, tidak luput menjadi perhatian khusus Abdul Hafidz dan jajarannya adalah peningkatan iklim investasi
(kemudahan investasi). Agar tren realisasi investasi semakin baik maka Abdul Hafidz terus meningkatkan peran di sektor pembangunan kantor mall pelayanan publik. Tujuannya lebih memudahkan investor membuka usaha di wilayah yang dikenal dengan Permata Timurnya Jawa Tengah ini. Tren investasi yang semakin meningkat menyebabkan kontribusi PDRB sektor industri pengolahan dan perdagangan semakin meningkat. Dampaknya juga cukup luas. Secara langsung mampu menyerap tenaga kerja di daerah ini yang juga sangat besar. Di sisi lain, benefiit yang diperoleh mampu meningkatkan kontribusi sektor PDRB daerah seperti, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, real estate, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, informasi dan komunikasi.

“Peningkatan kemandirian usaha dan ekonomi warga khususnya di desa melalui berbagai pelatihan dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi perhatian besar kami. Pelatihan dan pemberdayaan masyarakat ini meliputi berbagai sektor, seperti pertanian, kelautan dan perikanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, penguatan kelompok usaha perempuan dan kelompok rentan, dengan sinergisitas APBDesa yang dimiliki Desa,” tambah Abdul Hafidz.

Langkah-langkah ini penting dilakukan, mengingat sejak pandemi, angka kemiskinan di Rembang mengalami peningkatan, dari 14,95% di tahun 2019 menjadi 15,6% di Tahun 2020. Begitu pula dengan angka pengangguran yang naik dari 3,68% di tahun 2019 menjadi 4,88% di tahun 2020. Situasi ini juga diiiringi dengan masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, yang ditandai dengan masih belum optimalnya angka partisipasi sekolah di berbagai level Pendidikan.

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang belum optimal dan berkelanjutan juga menjadi perhatian pemerintah daerah setempat agar bisa mencapai target Sustainable Development goals (SDGs) yang diharapkan.

“Mudah-mudahan itu semua bisa segera kami atasi dan pertumbuhan ekonomi di Rembang akan kembali positif di tahun-tahun selanjutnya,” pungkas Abdul Hafidz optimis. (TN)