trustnews.id

CARA Pj BUPATI BEKASI Turunkan Positif Rate Covid
Pj. Bupati Bekasi, Dani Ramdan

CARA Pj BUPATI BEKASI Turunkan Positif Rate Covid

DAERAH Minggu, 17 Oktober 2021 - 09:32 WIB TN

Terkenal sebagai daerah dengan orang-orang tangguh dan petarung. Pejabat Bupati Bekasi tantang masyarakatnya untuk tracing berani, isoman berani, isoter berani dan vaksinasi berani.

Pernah dengar lelucon soal Bekasi? Pasti pernah. Mulai dari Bekasi lebih dekat ke matahari, Bekasi masuk dalam susunan planet yakni Matahari - Planet Bekasi - Planet Merkurius - Planet Venus- Planet Mars - Planet Bumi hingga yang lebih sarkas bertebaran di sosial media.

Meski begitu, Bekasi (baca Kabupaten Bekasi). Satu-satunya kabupaten, bahkan satu-satunya pemerintah daerah di Indonesia yang dipimpin oleh Pejabat (Pj) Kepala Daerah. Meski begitu, dalam urusan penanganan pandemi, Pemkab Bekasi tidak dipandang sebelah mata.

Tengok saja, data terbaru Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi, laju penularan Covid-19 terus mengalami penurunan. Per September, bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di bawah 15 persen dan tingkat kesembuhan di atas 90 persen. Sementara angka kasus meninggal dunia 1,1 persen.

Pj. Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengatakan, pandemi Covid-19 membuat jajaran pemerintahan mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah (gubernur/walikota/bupati) menghadapi situasi yang dilematis.

Di satu sisi, dalam upaya memperkecil penyebaran virus, pemerintah meminta masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Di lain sisi, penegakan aturan kesehatan memberikan dampak macetnya roda perekonomian.

"Penegakan aturan protokol kesehatan di pandemi ini sangat membatasi mobili- tas dan interaksi. Sementara kegiatan ekonomi membutuhkan mobilitas yang tinggi dan interaksi fisik," ujat Dani Ramdan kepada TrustNews.

"Dalam istilah yang dipakai Presiden Joko Widodo itu rem dan gas. Kapan kita injak rem ketika covid naik dan kapan kita injak gas ketika covid mulai landai ekonomi perlundi dorong.'

"Ini perlu kejelian karena terlalu condong ke kesehatan, ekonomi yang jadi korban. Terlalu condong ke ekonomi nanti kesehatan yang terdampak. Dan setiap wilayah itu kondisinya berbeda-beda tidak bisa dipukul rata," paparnya.

Selain kejelian, lanjutnya, masalah komunikasi juga memegang peranan penting. Apalagi dalam komunikasi pblik terkait pandemi. "Ini terkait soal perut," ujarnya.

"Kita sering dengar keresahan masyarakat. Bersembunyi dalam rumah mati kelaparan, keluar rumah mati kena Covid-19. Ini yang kerap menimbulkan ketegangan di tingkat bawah antara pedagang dengan Satpol PP atau dengan masyarakat yang enggan menggunakan masker."

"Perlu kesabaran ekstra dari kita dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat dan tentu tidak mudah untuk bisa kita pahamkam," jelasnya.

Dalam kondisi dilematis seperti itu, menurutnya, pemerintah harus tetap optimis. Apalagi untuk Bekasi yang dikenal sebagai 'Kota Patriot', tentu tidak lepas dari sejarah masa lalunya.

"Bekasi itu singkatan dari 'berani menghadapi risiko'.masyarakat Kerawang Bekasi dikenal orang-orangnya yang ngotot dan petarung semua. Saat ini dalam kondisi pandemi, Bekasi juga berarti 'Berani Berantas Pandemi," ungkapnya.

Bagaimana cara memberantas pandemi, lanjutnya, ada tiga langkah yakni pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.

'Pencegahan seperti apa, kita ada KIE (Komunukasi, Informasi dan Edukasi) dengan melakukan sosialiasasi soal bahaya Covid-19, penegakan disiplin sampai perlunya vaksinasi," ujarnya.

"Dipenanggulangan ada 3T, yakni beraPikiran Rakyat ni tracing, berani testing dan berani treat- ment. Kok ada kata berani? Karena 3T-nya plus yakni pelaksanaannya dilakukan secara gabungan melibatkan semua kom- ponen ada TNI, ada Babinsa, ada relawan, ada tenaga kesehatan dan ada puskesmas," paparnya.

Untuk treatment, lanjutnya, dilakukan dengan dua Pendekatan penangan yakni isolasi terpusat (isoter) kawasan industri (KI) dan isoter pemukiman penduduk. Untuk isoter KI dibentuk satuan tugas (Satgas) Covid-19 KI.

"Kalau kita langsung mengelola atau mengontrol perusahaan terlalu banyak jumlahnya. Ada 7 kawasan besar dan 4 kawasan kecil dengan jumlah 6ribuan perusahaan, ini kita serahkan ke pengelola kawasan ikut mengkoordinasikan pengawasan protokol kesehatan dan 3T."

"Setiap perusahaan diwajibkan untuk mengetahui ada karyawannya dan keluarganya positif Covid-19 harus di isoter di dalam kawasan industri. Karena setiap area kawasan industri harus memiliki tempat isolasi terpusat," pungkasnya. (TN)