trustnews.id

CHANDRA ASRI Siap Penuhi 70 Persen Petrokimia Domestik
Suryandi, Direktur Sumber daya Manusia dan Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan Chandra Asri.

Pengembangan pabrik Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk petrokimia impor pada 2026.

Angin segar itu berhembus dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Perusahaan petrokimia terintegrasi yang terbesar di Indonesia ini, berharap pengembangan pabrik Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk petrokimia impor pada 2026.

Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia masih mengimpor 60 persen dari kebutuhan produk petrokimia. Merujuk data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), nafta cracker dari produksi pabrik domestik saat ini baru mencapai 900.000 ton per tahun, sedangkan permintaan dalam negeri sebanyak 1,6 juta ton.

Dengan tambahan kapasitas pabrik CAP 2, perseroan optimis akan membalikkan kondisi dan mampu memenuhi 70 persen kebutuhan tersebut. Dimana, Chandra Asri mengoperasikan Naphtha Cracker yang ada dan pada akhirnya menghasilkan produk-produk petrokimia sepertiEthylene dan Polymers. Dan kedepannya dengan CAP2 nanti juga akan menghasilkan produk Aromatic.

Menariknya lagi, hasil kajian dari DDTC Tax Consulting pada 2021 mengatakan bahwa proyek CAP 2 ini dapat menciptakan hilirisasi, memberikan pekerjaan langsung terhadap 3 juta orang, memberikan kontribusi peredaran upah nasional sebesar Rp 8,6 triliun, memberikan output langsung terhadap PDB Rp 41 triliun yang berdampak turunan terhadap perekonomian Rp 220 triliun.

Selain itu, CAP 2 ini akan menggandakan kapasitas produksi menjadi 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Dengan itu, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Kami akan menggandakan kapasitas produksi perseroan dari saat ini 4,2 juta ton per tahun, menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Hal ini tentu juga akan mengungkit pengembangan industri petrokimia hilir lokal,” ujar Direktur Sumber daya Manusia dan Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan Chandra Asri, Suryandi dalam sebuah kesempatan.

Dia pun menambahkan, "Melalui pembangunan komplek kedua ini ini diharapkan dapat memenuhi pertumbuhan permintaan domesik Indonesia yang terus meningkat, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0 dan menciptakan karier jangka panjang yang bernilai tinggi."

Suryandi pun optimistis angin positif masih akan berhembus hingga akhir tahun di tengah adanya gelombang Covid-19. Pasalnya, permintaan di hilir, khususnya untuk plastik kemasan dan terkait keseha- tan masih kuat.

Untuk pengembangan CAP 2, perseroan juga baru saja memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) sebagai investor strategis. Pembangunan komplek petrokimia terintegrasi itu juga akan memiliki sejumlah unit produksi, mulai dari cracker, polymerized olefins, serta fasilitas dan utilitas terkait.

Secara keseluruhan investasi di CAP2 diproyeksikan mencapai US$5 miliar dengan waktu konstruksi hingga 5 tahun ke depan. Melalui pabrik baru itu juga perseroan akan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan baru.

Sedikit mundur, CAP telah memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) kilang Refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai investor strategis setelah melalui proses seleksi yang ketat.

Thaioil sebagai Investor strategis untuk CAP2, bahwa total perkiraan investasi Thaioil dan SCG Chemicals mencapai USD 1,3 miliar. Tergantung atas keberhasilan Final Investment Decision (FID) untuk CAP2 yang ditargetkan pada tahun 2022, Thaioil dan SCG Chemicals dapat selanjutnya secara kolektif berinvestasi hingga USD0,4 miliar.

CAP dan Thaioil telah menandatangani perjanjian-perjanjian definitif untuk dilanjutkan ke penambahan modal di CAP melalui Penawaran Umum Terbatas yang akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Investasi di CAP akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thaioil yang akan bertindak sebagai standby buyer untuk menjamin keberhasilan transaksi ini.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Barito Pacific Tbk, Agus Salim Pangestu mengatakan, Barito pada dasarnya, percaya pada pertumbuhan melalui kemitraan.

"Saya senang memiliki Thaioil sebagai investor fundamental lainnya di Chandra Asri, setelah melalui seleksi investor strategis yang kuat dan proses yang komprehensif" ungkapnya

"Kami berharap dapat bekerja sama untuk mewujudkan CAP2 dan menciptakan dampak beyond returns yang membangun nilai berkelanjutan bagi orang-orang, bisnis dan masyarakat di dalam dan di luar Indonesia. Kerjasama ini menciptakan peluang dan lingkungan yang luar biasa untuk mewujudkan visi ini, dan kami menanti fase selanjutnya untuk perjalanan bersama ini,” tambahnya.

Sebagai Mitra Pertumbuhan, menurut Suryandi, Chandra Asri berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi, memperluas rantai nilai petrokimia domestik, dan melayani kebutuhan pasar Indonesia yang dinamis dan terus berkembang.

"Yang tentu saja akan terbuka juga peluang pengembangan usaha di Industri hilir yang menggunakan produk petrokimia, penyediaan aktivitas ekonomi berkelanjutan, perbaikan devisa, technology sharing, dampak ekternalitas pengganda terhadap kawasan sekitarnya," pungkasnya. (TN)