trustnews.id

Perumdam Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Bukan Perumdam Biasa
foto:istimewa

Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang memilih jalur yang tak biasa. Saat BUMD sejenis menggelar program penggratisan, justru memilih peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dan focus pengembangan teknologi. Dua tahun berturut jadi nomor satu se-Indonesia.

Bicara Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja (Perumdam TKR) Kabupaten Tangerang, bicara soal ketidakumuman. Saat sejumlah BUMD air minum 'berlomba' menggratiskan rekening, TKR justru lebih memilih pembenahan budaya kerja secara online dan penggunaan teknologi.

Pun saat BUMD sejenis berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Lagi-lagi, TKR berkutat dengan pembenahan kinerja internal dan kesejahteraan karyawan.

"Mana yang lebih dulu dilakukan, peningkatan pelayanan atau pembenahan internal. Ini perta-nyaan dilema, kayak mana dulu telur atau ayam," ujar Dirut Perumdam TKR Kabupaten Tangerang, Sofyan Sapar, dalam perbincangan dengan TrustNews.

"Kalau teori manajemen survei kepuasan karyawan (SKK dulu). Kalau tidak, ya, kita tidak mungkin keluar melayani pelanggan. Jadi, kembali ke kita dulu,” tambahnya.

Diakuinya, tantangan dalam mengelola Perumdam TKR Kabupaten Tangerang lebih ke arah SDM yang merasa sudah dalam zona nyaman dan kurang progresif. Secara perlahan, sejak ditunjuk sebagai Direksi Perumdam TKR Kabupaten Tangerang pada 2014, dirinya mendorong agar SDM dapat keluar dari zona nyaman.

Caranya, melalui sejumlah pelatihan yang bekerja sama dengan pihak ketiga yang berkompeten. Selain itu, semua kantor pelayanan TKR memiliki sertifikasi ISO (International Organization for Stan-dardization).

"Sistem ISO itu harus ditegakkan untuk menggenjot kinerja BUMD air minum," ujarnya meyakini.

"Persoalan implementasinya terkadang menghadapi tantangan dari sisi personaperilaku SDM. Tetapi, kalau benar-benar diterapkan, sistem organisasi BUMD air minum akan menjadi sangat bagus dengan SDM yang kompeten," tegasnya.

Pembenahan internal, menurutnya, tak melulu bicara kinerja dan profesionalitas. Tapi juga menyangkut remunerasi yang menjadi hak karyawan tidak berkurang. Ini terkait pengaturan mengenai hak karyawan seperti jasa produksi tersebut, juga jangan sampai melanggar UU Ketenagakerjaan dan aturan lain yang berlaku seperti PP Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD.

"Caranya, antara lain, menambahkan porsi uang pendidikan dan uang perumahan. Intinya, hak karyawan tetap sama dan secara finansial tidak berkurang," ungkapnya.

Begitu juga dengan pemilihan teknologi, Sofyan melihat, pandemi Covid-19, menurutnya, menjadi momentum untuk menyiapkan perusahaan tersebut melakukan pembenahan teknologi informasi menuju era revolusi industri 4.0.

"Penggunaan teknologi membuat konsumen tidak perlu keluar rumah apalagi di tengah pandemi, ini soal prinsip," jelasnya.

Maka meluncurlah aplikasi 'SImpel TKR', sebuah media layanan satu pintu yang interaktif bagi pelanggan dan calon pelanggan. Sofyan menyebut, adanya aplikasi pelanggan dan calon pelanggan dapat respon yang cepat dari TKR.

"Hanya dalam sehari langsung ditangani. Dan tidak memerlukan proses birokrasi yang ribet," janjinya.

Aplikasi ini, lanjutnya, dapat diunduh di Google Store dan Appstore. Aplikasi itu dilengkapi dengan sejumlah fitur untuk para pelanggan. Antara lain, info tagihan, info pembayaran, info pemakaian (tabel dan grafik), Baca meter mandiri, complain atau pengaduan pelanggan, dan registrasi pelanggan baru atau pasang baru.

“Kalau masih pakai sistem manual itu kan prosesnya agak lama dan ribet. Isi formulir dan lain-lain. Tapi lewat aplikasi ini kami segera tindak lanjuti dalam proses yang cepat,” terangnya.

Masyarakat yang menjadi pelanggan juga nantinya lebih mudah dalam segi pembayaran. Di aplikasi Simple TKR terdapat layanan pembayaran hingga keluhan konsumen.

“Bayar secara online, tidak usah lagi datang ke loket. Sekarang semuanya bisa dipermudah,” ungkapnya.

Sebagai orang di belakang layar dalam mengubah profesionalisme TKR, Sofyan mengaku belum puas dengan segala pencapaian perusahaan yang dipimpinnya meski meraih berbagai beragam penghargaan dalam lima tahun terakhir.

Tengok saja, Pada tahun 2016 PDAM TKR masih berada di peringkat 20 dengan jumlah nilai kinerja 3,78, pada tahun 2017 naik secara signifikan menjadi peringkat 8 dengan nilai 4,01, dan pada 2018 meningkat menjadi peringkat 2 secara nasional dengan nilai 4,23.

Bahkan 2019- 2020 menjadi tahun kejayaan TKR, karena berhasil meraih peringkat 1 dengan nilai 4,27 dan tahun 2020 kembali berhasil meraih peringkat 1 dengan nilai 4,28 dari Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan mendapat anugerah Top BUMD dan Top CEO BUMD Tahun 2020.

"Dengan segala pencapaian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, tentu ini memberikan kebanggan bagi kami. Juga soal finansial, kami full cost recovery dan ini kami pertahankan. Tapi masih ada pekerjaan rumah yang harus terus ditingkatkan yakni cakupan pelayanan, kami ingin mencapai 60 persen," pungkasnya. (TN)