trustnews.id

 BI Bawa Wastra Kepri  Menembus Dunia Fashion
Dok, Istimewa

BI Bawa Wastra Kepri Menembus Dunia Fashion

POLITIK Kamis, 18 September 2025 - 17:33 WIB TN

TRUSTNEWS.ID - Tenun khas Kepulauan Riau (Kepri) kian menemukan ruangnya di pasar mode nasional. Upaya itu tidak datang tiba-tiba, melainkan melalui pendampingan berkelanjutan yang dilaku kan Bank Indonesia (BI) dalam beberapa tahun terakhir.

Pendekatan ini mencakup pening katan kapasitas pelaku UMKM di tahap produksi hingga memperluas akses pasar lewat jejaring desainer dan ajang promosi.

“Pendampingan yang kami lakukan tidak sekadar memberi bantuan teknis," ujar Rony Widijarto, Kepala Kantor Perwakilan BI Kepulauan Riau, dalam rilis yang diterima TrustNews.

"Pendekatan kami adalah memba ngun rantai nilai, dari hulu hingga hilir. Wastra tidak bisa hanya menjadi benda budaya, tetapi juga bagian dari ekosistem ekonomi kreatif," tambahnya.

Wastra bukan sekadar kain. Di dalam nya tersimpan cerita, nilai, serta kearifan lokal masyarakat Melayu. Motif-motif yang ditenun dengan tangan tidak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga melambangkan doa, harapan, serta jati diri masyarakat.

Di era modern, penguatan wastra tidak hanya berbicara tentang pelestarian budaya, melainkan juga pemberdayaan ekonomi. Produk-produk kain tradisional Melayu berpotensi besar menembus pasar nasional bahkan internasional. Dengan dukungan kreativitas, inovasi, serta plat form digital, wastra dapat hadir tidak hanya dalam balutan busana adat, tetapi juga merambah dunia fesyen kontempo rer, interior, hingga aksesoris gaya hidup.

UMKM yang bergerak di bidang wastra perlu mendapatkan perhatian khusus. Peningkatan kapasitas produksi, pengua saan teknologi digital, serta kolaborasi dengan desainer dan pelaku industri kreatif dapat membuka peluang besar bagi mereka untuk naik kelas. Dengan demikian, wastra tidak hanya menjadi kebanggaan budaya, tetapi juga penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat Kepulauan Riau.

Contoh paling nyata ada di Anambas. Pada tahun 2022, melalui PKBM Kurnia dengan merek Ma Eteh, Bank Indone sia menyalurkan bantuan mesin tenun manual hingga semiotomatis. Begitu juga, pada tahun 2024 pelatihan pengemban gan kain tenun digelar bersama pengrajin berpengalaman dari Jepara.

Hasilnya, motif khas Anambas, seperti Sampan Layar, Bagan, Padang Terbakar, dan Pucuk Rebung, kini lebih dikenal publik. "Koleksi Ma Eteh telah beberapa kali dipamerkan dalam ajang Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan kolaborasi fashion show, termasuk bersama desainer Lina Sukijo," ujarnya. Upaya serupa dilakukan pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tujuh Laksana di Karimun sejak 2021. Pada tahun 2024 Kelompok ini diperkuat dengan ATBM semiotomatis dan pelatihan teknis, juga bersama pengrajin Jepara.

Tenun dengan motif Bunga Kundur dan Motif Gonggong tidak lagi terbatas dipasarkan di Tanjungpinang atau Batam, melainkan juga hadir dalam Dekrafest Kepri dan Showcase Produk Unggulan Kepri GMP, menunjukkan meningkatnya apresiasi publik.

"Kami ingin tenun Karimun tak hanya menjadi identitas lokal, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi bagi pera jin,” ujarnya.
Gelombang terbaru datang dari Tanjungpinang. Tahun ini, KUB Wastra Tenun Kepri menjalani inkubasi intensif selama 22 hari.

Pelatihan difokuskan pada pewar naan benang, penggunaan maheni, serta teknik menenun manual dengan ATBM,didampingi Tenun Gaya dari Sukabumi.

Selain itu, kelompok ini menerima bantuan alat produksi lengkap, mulai dari ATBM, alat gulung benang, hingga rak kelos sisir. Produk mereka berhasil menembus Karya Kreatif Indonesia 2025 sebagai bagian dari Hall of Inspiration.

Bank Indonesia tidak hanya berhenti pada teknis produksi. Strategi kurasi Motif Bunga Pecah Lapan (KUB Wastra Tenun Kepri – Kota Tanjungpinang) Motif Kapal Jong (KUB Wastra Tenun Kepri – Kota Tanjungpinang) Motif Tampuk Manggis (Kub Wastra Tenun Kepri – Kota produk dijalankan, memastikan kualitas tenun memenuhi selera pasar urban.

“Pasar tidak membeli cerita budaya semata, mereka membeli kualitas dan relevansi desain,” ujarnya.

"Dengan cara ini, kain tenun Kepri tidak sekadar nostalgia, melainkan memi liki nilai jual," tambahnya. Bagi BI Kepri, lanjutnya, pengemban gan wastra bukan semata soal ekonomi. Di dalamnya ada misi melestarikan budaya dan memperkuat kebanggaan masyarakat.

Namun, diakuinya, tantangan tetap ada. Keterbatasan jumlah perajin, keter sediaan bahan baku, dan kebutuhan adap tasi dengan tren fesyen modern menjadi pekerjaan rumah yang harus terus diatasi. "Kain ini tidak bisa bersaing dari sisi harga dengan tekstil pabrikan. Yang kita jual adalah identitas, eksklusivitas, dan kualitas,” jelasnya.

Rony menegaskan, kolaborasi dengan desainer dan kurator akan terus diperluas.

“Pasar mode bergerak cepat. Tenun Kepri harus mampu menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati dirinya," ujarnya.

"Dengan begitu, ia tidak hanya hidup di ruang pameran, tetapi juga di lemari pakaian generasi muda,” tegasnya.

Dengan pendampingan berkelanju tan, menurutnya, BI berharap tenun Kepri Motif Bunga Tanjung Bertabur (KUB Wastra Tenun Kepri - Kota Tanjungpinang) dapat menembus pasar fesyen nasional, bahkan internasional.

“Wastra ini adalah warisan budaya yang berharga. Kalau tidak kita rawat, ia bisa hilang. Tetapi kalau kita kembang kan, ia bisa menjadi kebanggaan sekaligus sumber penghidupan bagi banyak orang,” pungkasnya. (TN)