trustnews.id

Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Cermin Muhammadiyah Progresif dalam Menjawab Tantangan Zaman
Dok, Istimewa

TRUSTNEWS.ID - Melalui model sinergi dan inovasi, BTM semakin mantap melangkah sebagai pusat keuangan syariah yang mandiri, inklusif, dan berdaya saing nasional. BTM adalah cermin Muhammadiyah yang progresif dalam menjawab tantangan zaman.

Sejak didirikan pada 5 Januari 1996, Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) mampu membuktikan dirinya sebagai salah satu pilar penting pemberdayaan ekonomi umat berbasis syariah.

Kini, menapaki usianya yang ke-29 tahun, BTM tak sekadar menunjukkan jati diri terbaiknya ataupun sekadar menjadi lembaga keuangan mikro, tetapi juga menjelma sebagai motor penggerak ekonomi Muhammadiyah melalui jejaring pembiayaan dan investasi yang terstruktur.

Ketua Induk BTM, Drs. Achmad Suud, M.Si, menjelaskan BTM hadir dari rahim gerakan sosial Muhammadiyah, dengan visi menjadi pusat keuangan Muhammadiyah yang mendukung pengembangan amal usaha (AUM). “Kita tidak hanya bicara simpan pinjam, tetapi menjadi fasilitator dan komunikator bisnis. Bahkan sekarang, kita membantu pengadaan AC dan IT di Amal Usaha Muhammadiyah seperti Rumah Sakit, Kampus dan AUM yang lain,” tegas Suud dalam keterangannya kepada TrustNews belum lama ini.

BTM sendiri memiliki struktur berjenjang yang terdiri dari BTM Primer (tingkat kabupaten/kota), BTM Sekunder Regional (tingkat provinsi), dan Induk BTM di tingkat nasional. Masing-masing memiliki peran mulai dari pemberdayaan masyarakat, supervisi lembaga, hingga pengendali sistem dan regulator internal.

Di Tahun 2025, BTM membidik target untuk memperluas jaringan pelayanan hingga ke 200 titik primer baru, memperkuat sistem digitalisasi keuangan syariah, dan membangun konsorsium pembiayaan untuk mendukung proyek-proyek besar Muhammadiyah, seperti pengadaan alat kesehatan dan infrastruktur pendidikan.

Salah satu terobosan strategis yang tengah dikembangkannya adalah pola pembiayaan channeling dan sindikasi, di mana kebutuhan pembiayaan besar seperti alat kesehatan rumah sakit dibackup oleh BTM sekunder, sementara pelaksana di lapangan tetap BTM primer. “Dengan model ini, kita bisa menjangkau pembiayaan miliaran rupiah tanpa tergantung modal kecil primer. Kita ingin jadi solusi nyata bagi kebutuhan AUM,” jelasnya. (TN)