
Pemerintah Kota Pekalongan terus memperkuat peran koperasi dan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) demi mendongkrak pendapatan serta stabilitas perekonomian daerah. Upaya ini dilakukan secara berkala dan sistematis melalui berbagai program pembinaan, pelatihan, hingga memfasilitasi akses permodalan yang digencarkan.
Komitmen inilah yang tengah dipegang teguh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop), agar sektor yang di bawah pembinaan dan pengawasannya langsung mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di lingkup Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, menurut Kepala Bidang Koperasi dan UKM Dindagkop UKM Kota Pekalongan, Nugroho Hepi Kuncoro, pihaknya berfokus pada tiga pilar penting dalam pembinaan koperasi, yakni peningkatan kompetensi SDM, membuka akses jalan atau jejaring permodalan, serta pelatihan pengelolaan koperasi sesuai regulasi.
“Kami sebagai regulator memang melakukan intervensi di tiga hal itu. Peningkatan SDM agar mereka semakin kompeten, lalu memfasilitasi akses-akses permodalan, serta melatih cara mengelola koperasi dengan baik dan benar,” ujar Hepi kepada TrustNews.
Salah satu wujud dukungan adalah mempertemukan koperasi dengan lembaga penyalur dana bergulir seperti Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dan Pembiayaan Ultra Mikro (PIP). Meski tak selalu memberikan rekomendasi, Dindagkop berupaya menjadi jembatan agar koperasi bisa memperoleh sumber pembiayaan yang lebih luas.
Dari sisi pengawasan, Hepi menegaskan Dindagkop lebih menitikberatkan pada pendampingan. “Pengawasan tidak berarti kami mengatur terlalu jauh. Yang kami awasi itu tata kelola, struktur permodalan, kinerja keuangan, dan mitigasi risiko. Kalau ada indikasi masalah, kami mendampingi agar koperasi tetap berjalan baik,” jelasnya.
Saat ini, Pekalongan memiliki sekitar 316 koperasi, termasuk koperasi binaan nasional seperti Kospin Jasa. Namun hanya sekitar 15 – 20 persen koperasi berkapasitas besar. Selebihnya masih perlu sentuhan pembinaan intensif.
Bahkan, di tengah aktivitas padat, Hepi mengaku kerap turun tangan memediasi koperasi yang mengalami gagal bayar dengan anggotanya. “Kami tidak hanya marah-marah kalau ada masalah, tapi benar-benar mendampingi agar hubungan koperasi dengan anggotanya tetap baik,” kata Hepi. (TN)