trustnews.id

Inovasi Cerdas Jasa Marga di Ruas Semarang-Batang
Dok, Istimewa

Pagi belum benar-benar menguasai aspal tol ketika lajur kendaraan mulai membentuk barisan di gerbang Kalikangkung. Di balik kemudi, rindu dan harapan para pemudik menyatu dalam satu tujuan: bertemu keluarga di kampung halaman. Namun di balik keteraturan itu, ada denyut sistem yang bekerja tanpa suara oleh PT Jasamarga Semarang Batang.

Sebagai salah satu ruas penting Trans Jawa, Semarang-Batang kembali memikul tanggung jawab besar selama arus mudik dan balik Lebaran. Tak hanya menjaga jalan tetap layak pakai, Jasa Marga bertransformasi menjadi operator tol yang menyatukan sumber daya manusia, teknologi, dan manajemen lalu lintas dalam satu ekosistem layanan terintegrasi.

Nasrullah, Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang, menjelaskan bahwa pelayanan utama perusahaan bertumpu pada empat fokus utama: transaksi, lalu lintas, preservasi, dan tempat istirahat dan pelayanan (rest area).

Di sektor transaksi, langkah konkret diambil untuk mengurai kemacetan di gerbang tol. Jumlah petugas ditambah, gardu dibuka penuh, serta teknologi seperti mobile reader dikerahkan. Gardu tol OAB (Oblique Approach Booth) di Kalikangkung beroperasi maksimal, lengkap dengan fasilitas top-up uang elektronik di titik-titik strategis.

“Kami menyadari bahwa titik rawan kepadatan sering terjadi di gerbang tol. Maka, kami memastikan semua gardu transaksi beroperasi maksimal, termasuk penggunaan mobile reader. Tujuannya satu: mengalirkan kendaraan tanpa hambatan berarti,” ujar Nasrullah kepada TrustNews.

Untuk pengaturan lalu lintas, teknologi dan koordinasi menjadi kunci. Armada layanan jalan tol—seperti derek, ambulans, dan patroli—disiagakan penuh. Keputusan strategis seperti contraflow atau oneway diambil berdasarkan data dari Jasa Marga Integrated Digitalmaps (JID), bukan hanya insting di lapangan.

“JID memberi kami data real-time volume kendaraan. Ini dasar objektif untuk rekomendasi kebijakan lalu lintas yang kami berikan ke kepolisian,” jelasnya.

Pengguna jalan pun dibekali akses informasi melalui aplikasi Travoy yang menampilkan CCTV dari berbagai titik. Transparansi lalu lintas kini benar-benar nyata. Jasa Marga juga memiliki tim preservasi jalan tol yang siaga 24 jam. Saat lubang muncul atau genangan air terbentuk, tim pemeliharaan segera bertindak, menjamin keselamatan tetap jadi prioritas.

“Respons cepat bukan pilihan, tapi keharusan. Ini bentuk kepedulian kami terhadap pengguna jalan,” tambah Nasrullah. Rest area tidak luput dari perhatian. Petugas ditambah, arus kendaraan dalam kawasan diatur lebih baik, dan Rest Area Management System (RAMS) dipasang untuk memantau kapasitas parkir secara real-time. Jika penuh, kendaraan langsung dialihkan ke lokasi istirahat lain terdekat.

“Rest area sekarang bukan hanya tempat istirahat. Ini bagian dari ekosistem perjalanan yang harus presisi dan efisien,” ujarnya.

Dengan selesainya musim mudik, tantangan baru menanti. Tol Semarang-Batang bukan hanya penghubung Semarang-Kendal-Batang, tapi juga jalur logistik, wisata, dan roda ekonomi. Menghadapi 2025, Jasa Marga menyiapkan langkah strategis: penyesuaian tarif, efisiensi biaya, dan pemenuhan SPM serta peningkatan sistem monitoring berbasis teknologi. Semua dilakukan tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Lebih dari sekadar operator jalan tol, Jasa Marga menjelma menjadi aktor kunci dalam ekosistem mobilitas nasional. Ruas Semarang-Batang adalah bukti bagaimana sebuah jalur bisa menyatukan bukan hanya titik-titik geografis, tetapi juga kepentingan ekonomi, sosial, dan kemanusiaan. Seiring waktu, tantangan akan berganti rupa. Namun jika masa mudik bisa dilalui dengan lancar, maka pertanda itu jelas: sistem ini sedang bekerja, dan akan terus bekerja lebih baik.

“Tantangan pasca-Lebaran adalah bagaimana menjaga kinerja operasional sekaligus menyiapkan transformasi jangka menengah. Kami menatap 2025 dengan optimisme, sambil tetap memegang prinsip efisiensi dan pelayanan prima,” pungkasnya.