
TRUSTNEWS.ID - Dalam upaya mencapai swasembada pangan, pemerintah Indonesia meluncurkan program ambisius yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi ketergantungan pada impor.Kementerian Pertanian, sebagai ujung tombak inisiatif ini, telah menerapkan serangkaian strategi, termasuk pembukaan sawah baru, optimalisasi lahan, dan penggunaan alat mesin pertanian (Alsin- tan) modern.
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada kebijakan dan teknologi, melainkan juga pada peny- iapan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan inovatif. Di sinilah peran strategis Pusat Pendidikan Pertanian dalam mempersiapkan generasi pemimpin pertanian masa depan.
Muhammad Amin, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), menegaskan bahwa SDM adalah kunci utama keberhasilan program swasembada pangan. "Kami di Pusat Pendidikan Pertanian menyadari bahwa SDM adalah tulang punggung keberhasilan program ini. Oleh karena itu, kami fokus pada peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan penyuluhan," ujarnya kepada TrustNews.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi sektor pertanian Indonesia adalah minimnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang ini. Banyak pemuda lebih memilih bekerja di sektor industri atau jasa, yang dianggap lebih menjanjikan secara ekonomi.
Padahal, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian, terutama di daerah pedesaan. Untuk mengatasi tantangan ini, Pusat Pendidikan Pertanian gencar memberikan pendidikan dan pendampingan bagi petani muda, terma- suk mahasiswa pertanian.
"Kami terus melakukan pendampingan untuk melibatkan petani muda. Mereka tidak hanya diajak untuk terlibat dalam praktik lapangan, tetapi juga didorong untuk menjadi agen perubahan di desa mereka," jelas Amin.
Setelah menyelesaikan pendidikan, para lulusan diharapkan kembali ke desa dan membangun sektor pertanian dengan pengetahuan dan teknologi yang lebih modern. Amin menegaskan bahwa petani milenial adalah masa depan pertanian Indonesia.
"Mereka diharapkan tidak hanya menjadi petani konvensional, tetapi juga inovator yang mampu mengintegrasikan teknologi dan riset ke dalam praktik pertanian sehari-hari," ujarnya. Amin menekankan bahwa inovasi teknologi adalah faktor kunci dalam mencapai swasembada pangan. Tanpa dukungan teknologi, sektor pertanian akan kesulitan bersaing di era globalisasi.
"Kami melakukan berbagai kajian dan riset untuk mengembangkan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan lokal, terutama di lahan rawa," ujarnya.
Contoh konkretnya adalah penggunaan traktor dan Alsintan lainnya yang telah mengubah cara bertani dari manual menjadi modern. Namun, Amin mengakui bahwa adopsi teknologi ini masih menghadapi kendala, terutama di daerah-daerah terpencil. "Kami terus berupaya memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh semua petani, termasuk yang berada di daerah tertinggal," ungkapnya.
Meski optimis, Amin tidak menampik bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah kurangnya tenaga kerja di sektor pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia sangat bergantung pada sektor ini, yang menyumbang hampir 70% dari total lapangan kerja.
Namun, banyak tenaga kerja yang beralih ke sektor lain, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi. "Tantangan terbesar kami adalah mengubah persepsi generasi muda tentang pertanian. Mereka harus melihat bahwa sektor ini tidak hanya tentang mencangkul dan menanam, tetapi juga tentang inovasi, teknologi, dan peluang ekonomi yang besar," kata Amin.
Untuk mengukur keberhasilan program pendidikan pertanian, Kapusdiktan telah melakukan berbagai perbaikan kurikulum yang disesuaikan dengan prioritas pemerintah. "Kurikulum kami sekarang lebih fokus pada budidaya padi di lahan rawa dan penggunaan Alsintan. Ini sejalan dengan tujuan utama kami, yaitu mendukung swasembada pangan," jelasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Amin yakin bahwa Pusat Pendidikan Pertanian dapat berkontribusi signifikan dalam mencapai swasembada pangan. "Kami berkomitmen untuk terus melangkah bersama pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan cita-cita ini," pungkasnya.