trustnews.id

Open Camp Ciangir:  WBP & Ketahanan Pangan
Lapas Gunung Sugih Lampung, membudidayakan ternak kambing yang dikelola oleh warga lapas

Open Camp Ciangir: WBP & Ketahanan Pangan

NASIONAL Rabu, 20 November 2019 - 15:14 WIB TN

Komplek pemukiman pemasyarakatan Ciangir, Tangerang, menjadi pilot project pusat agro-technopark dan agrowisata.

Open Camp Lapas Terbuka Ciangir di komplek pemukiman Pemasyarakatan Ciangir, Tangerang, menjadi pilot project dalam partisipasi pemasyarakatan untuk menjaga ketahanan pangan. Lahan seluas 30 hektar dibagi menjadi beberapa bagian untuk ditanami berbagai jenis tanaman dan lahan budi daya ikan.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami, menggambarkan, Komplek Pemukiman Pemasyarakatan Ciangir diproyeksikan menjadi pusat agro-technopark dan agrowisata. Selain itu juga akan berfungsi sebagai gerai etalase Pemasyarakatan. WBP yang menjalani pembinaan juga akan tinggal di dalam komplek tersebut.
“Pemukiman pemasyarakatan Ciangir tidak hanya akan menjadi pusat asimilasi, tetapi juga menjadi agrowisata pemasyarakatan,” ungkap Utami.
Nantinya, di area agrowisata masyarakat dapat merasakan sensasi pengalaman memetik buah atau sayuran secara langsung serta memancing ikan. Seluruh tanaman maupun ternak akan dirawat oleh WBP. 
“Pembangunan pemukiman pemasyarakatan Ciangir diharapkan dapat menjadi asa yang terbentang bagi pembinaan kemandirian sebagai rumah harapan bagi narapidana, pemerintah, dan masyarakat,” terang Utami.
Kedepannya, hasil produksi di Open Camp Ciangir ini dapat memenuhi kebutuhan bahan makanan di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan di wilayah Tangerang bahkan hingga seluruh wilayah provinsi Banten. 
Hasil panen di Open Camp Ciangir akan dikirim ke Lapas Kelas I Tangerang untuk diolah menjadi makanan siap saji. Setelah diolah untuk kemudian didistribusikan ke berbagai UPT Pemasyarakatan sekitar melalui Koperasi Pemasyarakatan yang tengah dirintis. Hasil yang didapat melalui koperasi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
“Saat ini kami tengah melakukan kajian untuk menyusun regulasinya. Sehingga WBP dapat merasakan langsung hasil panen dari kebun sendiri dan semakin termotivasi untuk belajar di bidang agribisnis. Tak hanya itu, dengan tersalurkannya hasil panen oleh WBP dan dikonsumsi secara luas maka akan menghasilkan PNBP yang berguna untuk turut serta dalam pembangunan negara,” pungkas Utami. (TN)