trustnews.id

Kinerja APBN dan APBD Tahun Anggaran 2023 yang Tumbuh Positif mendorong Optimisme Menghadapi Tahun Anggaran 2024
Dok, Kemenkeu

TRUSTNEWS.ID — Mengawali Tahun Anggaran 2024, unit Kementerian Keuangan di DKI Jakarta menggelar konferensi pers mengenai Kinerja APBN Wilayah DKI Jakarta sampai dengan periode bulan Desember 2023.

 Bertindak selaku narasumber dalam konferensi pers ini adalah Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, Mei Ling, Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Pusat, Eddi Wahyudi, Kepala Bidang Perbendaharaan Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok, Andi Hermawan, serta Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi Kanwil Ditjen Kekayaan Negara DKI Jakarta Didik Hariyanto memberikan penjelasan terkait kinerja APBN dan APBD di Provinsi DKI Jakarta.

1. Hingga Desember 2023, aktivitas ekonomi DKI Jakarta terjaga dengan baik. Sejalan dengan perekonomian DKI Jakarta s.d Desember 2023 yang tumbuh 4,93% (yoy), keyakinan konsumsi masyarakat masih terjaga dalam zona optimis (>100) yang ditunjukkan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DKI Jakarta yang mencapai 139,05. Capaian ini meningkat dari bulan sebelumnya 137,05 dan lebih tinggi dari IKK nasional yang tercatat sebesar 123, 8.Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi juga tetap terjaga dengan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang saat ini yang berada pada level 128,7. Harapan masyarakat dalam melakukan konsumsi tetap tinggi yang ditunjukkan dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada level 150,3.

2. Inflasi DKI Jakarta bulan Desember 2023 masih terkendali di level 2,28% (yoy), berada pada rentang sasaran 3%±1, sedikit meningkat bila dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 2,08% (yoy). Hal ini utamanya disebabkan kenaikan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (6,40%), Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (2,84%) dan Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga (2,33%).

3. Kinerja APBN Regional DKI Jakarta di bulan Desember2023 tetap kuat ditopang oleh Pendapatan Negara yang tumbuh positif pada komponen PPh Non Migas, PPN dan PPNBM, PBB, Pajak Lainnya, Bea Masuk, Cukai,Penerimaan SDA, Bagian Laba BUMN serta Pendapatan BLU. Realisasi pendapatan mencapai Rp1.779,42 triliun atau setara dengan 122,42% dari target, sedangkan realisasi belanja tercatat sebesar Rp666,17 triliun atau setara dengan 91,68% dari pagu.

4. Kinerja Belanja APBN Regional DKI Jakarta sampai dengan Desember 2023 mencapai 91,68% dari pagu, mengalami penurunan jika dibandingkan kinerja Belanja APBN s.d. 31 Desember 2022 yang mencapai 95,51% dari pagu. Belanja APBN sampai dengan Desember 2023 mengalami perlambatan 4,89% (yoy), terutama dipengaruhi oleh penurunan yang signifikan pada pagu dan realisasi Belanja Barang Non Operasional untuk Penanganan Pandemi Covid-19 pada Kementerian Kesehatan dan Belanja Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan.

5. Transfer ke Daerah (TKD) telah tersalur sebesar Rp27,09triliun atau 97,79% dari pagu. Realisasi Belanja TKD utamanya dipengaruhi oleh penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik, dan Dana Insentif Daerah. Peningkatanrealisasi TKD Tahun 2023 dibandingkan periode yang samatahun sebelumnya utamanya disebabkan terdapat realisasiHibah ke Daerah yang tidak terjadi pada tahun sebelumnya.

6. Pendapatan Negara hingga akhir Desember 2023tumbuh positif 8,44% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan APBN DKI Jakarta s.d. 31 Desember 2023 mencapai Rp1.779,42 triliun, setara dengan 122,42% dari target yang ditetapkan.

7. Penerimaan Pajak hingga Desember 2023 mencapai Rp1.356,02 triliun (116,06% dari target), tumbuh positif 7,84% (yoy). Kinerja Penerimaan Pajak didukung kinerja kegiatan ekonomi yang baik, yang ditopang juga dari PPh Non Migas yang berasal dari PPh Pasal 25/29 Badan dan Pajak Lainnya yang berasal dari Pendapatan Bunga Penagihan PPh dan PPN.

8. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai hingga Desember 2023 mencapai Rp23,91 triliun atau 91,53% dari target APBN 2023. Capaian ini ditopang oleh peningkatan penerimaan Cukai 24,17% (yoy) disebabkan karena naiknya pendapatan yang berasal dari Cukai Minuman Mengandung Ethyl Alcohol. Sementara itu, Penerimaan Bea Masuk mengalami penurunan 1,85% (yoy) disebabkan oleh penurunan aktivitas impor, Penerimaan Bea Keluar mengalami penurunan 71,23% (yoy) disebabkan olehadanya penurunan harga komoditas terutama referensi CPO yang masih di bawah rata-rata.

9. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga akhir Desember 2023 mencapai Rp413,39 triliun atau 145,48% dari target. Capaian ini utamanya ditopang oleh komponen penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) sebesar Rp135,33 triliun yang meningkat 14,78% (yoy), disebabkan oleh penyesuaian tarif iuran produksi/royalti batubara dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2022, dan Bagian Laba BUMN sebesar Rp82,06triliun yang meningkat 102,13% (yoy), disumbang oleh setoran dividen BUMN perbankan dan non perbankan.

10. Kinerja Pendapatan Daerah DKI Jakarta s.d. 31Desember 2023 mencapai Rp71,04 triliun (100,53% dari target) atau tumbuh 5,57% (yoy), didorong oleh pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah 7,76% (yoy) yang mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi dan tingkat kemandirian Provinsi DKI Jakarta. Sementara itu, Belanja Daerah mencapai Rp66,76 triliun (92,54% dari pagu) atau terkontraksi 2,93% (yoy).

11. Sebagai kesimpulan, stabilitas perekonomian DKI Jakarta sampai dengan Desember 2023 tetap terjaga dengan baik yang ditandai dengan Indeks Keyakinan Konsumen berada di atas zona optimis dan inflasi yang terkendali. APBN dan APBD berkontribusi dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dan perekonomian DKI Jakarta. Dukungan fiskal baik yang berasal dari APBN dan APBD terus diupayakan untuk berkontribusi nyata dan dirasakan langsung oleh masyarakat.