trustnews.id

Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang MENGHADIRKAN SDM UNGGUL DI BIDANG PERTANIAN
Tuti Haryanti

Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian baik petani, penyuluh pertanian, dan petugas lainnya merupakan kunci keberhasilan program pembangunan pertanian. SDM adalah faktor kunci penentu peningkatan produktivitas, karenanya penting untuk ditingkatkan kapasitasnya melalui pelatihan dan Food Estate menjadi prioritas pembangunan pertanian saat ini.

Melahirkan SDM pertanian unggul, inilah yang menjadi salah satu perhatian penuh Tuti Haryanti, Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang, Jawa Barat. Berbagai upaya tengah dilakukannya untuk bisa mencetak SDM pertanian jempolan.

SDM yang mampu tingkatkan produktivitas adalah SDM yang menguasai seluruh tahapan dari usaha tani.Tentu harus dimulai dari penyuluhnya. Harus mengerti bagaimana caranya menggenjot produktivitas baru dampingi petani.

“Kami menghadirkan SDM unggul dengan cara memaksimalkan SDM instruktur pertanian dan pengelola demplot dengan cara mengikutsertakan dalam beberapa pelatihan bidang pertanian. Selain itu menjalin kerja sama dengan instruktur eksternal yang kompeten di bidang pertanian,” ungkap Tuti Haryanti kepada Trustnews.

Untuk menghadirkan SDM Pertanian yang unggul, BLK Lembang mengandalkan skill dari para instruktur yang rata-rata merupakan lulusan perguruan tinggi terbaik yang berlatarbelakang pendidikan S1 dan S2 di bidang pertanian, agrobisnis, kewirausahaan, metodologi pelatihan dan bidang K3.

“Kehadiran para instruktur yang kompeten ini merupakan buahkerjasama dari berbagai universitas unggulan dan tenaga eksternal di bidang pertanian. Mereka juga pengajar dan tim penyusun modul pelatihan yang dilengkapi dengan disertifikasi BNSP di bidang pertanian,” ujar Tuti Haryanti.

Dengan kekuatan yang dimilikinya BLK punya andil penting terhadap pengembangan kedaulatan pangan dan pertanian sosial di sejumlah wilayah di tanah air.

Namun demikian, diakui wanita yang akrab disapa Yanti tersebut, tidak mudah menjalani tugas sebagai seoarang instruktur di bidang pertanian. Begitu banyak tantangan yang dihadapi.

Mulai dari medan menuju lokasi yang sangat ekstrem, hawa dingin yang menyelimuti. Bahkan yang sempat membuat nyali agak terenyuh, tidak semua tanaman yang ditanam melalui media demplot bisa bertahan. Namun demikian, itu semua tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap bisa memberikan yang terbaik. BLK Lembang tetap melakukan pelatihan bidang pangan melalui Mobile Training Unit (MTU).

Untuk memaksilkan layanan dan menyesuaikan perkembangan jaman, BLK Lembang gencar mengembangkan inovasi andal. Satu di antaranya, membuat aplikasi Smart Farming untuk menjawab tantangan digitalisasi revolusi industri 4.0. Aplikasi berbasis android ini bisa mempermudah kerja petani karena menggunakan Internet of Things (IoT). Sederhananya IoT itu bisa dibilang mengkomunikasikan benda-benda di sekitar antara satu sama lain melalui sebuah jaringan internet. Aplikasi ini tentu saja mempermudah kerja petani. Untuk memaksimalkan layanan, BLK Lembang menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dan membuat desa percontohan smart farming.

Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang didirikan berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja. Tugasnya, melaksanakan pelatihan, pemberdayaan dan uji kompetensi tenaga kerja dengan keunggulan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, processing dan mekanisasi pertanian. Berada di bawah Direktorat Kenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

“Semoga BLK Lembang bisa terus berpartisipasi dalam kemajuan pembangunan pertanian Indonesia dengan mengadakan pelatihan yang berdasarkan kebutuhan masyarakat,” tandas Yanti.

BLK Lembang menyelenggarakan kegiatan pelatihan berbasis kompetensi di bidang pertanian, yang diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta sebagai tenaga kerja pertanian. Dengan peningkatan kompetensi ini diyakini mampu bersaing dalam rangka menghadapi pasar bebas tenaga kerja di bidang pertanian.

Selain berkompeten dalam bidang pertanian, juga dapat membuka lapangan kerja dan berusaha dalam bidang pertanian sehingga menjadi seorang entrepreuneur/pengusaha yang berdaya saing. (TN)