trustnews.id

ASIAN AGRI Replanting dan Senyum Petani
Pawito Saring (kedua dari kanan), Ketua KUD Mulus Rahayu menandatangani perjanjian kerja sama terkait peremajaan kebun sawit.

ASIAN AGRI Replanting dan Senyum Petani

NASIONAL Sabtu, 04 September 2021 - 11:36 WIB TN

Sebagai salah satu pelopor program kemitraan petani kelapa sawit, Asian Agri berkomitmen mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga petani serta mendorong pengelolaan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan.

Pawito Saring bungah ketika KUD Mulus Rahayu yang diketuainya didapuk sebagai KUD pertama di Indonesia yang berhasil mendapat nilai A dari Dinas Perkebunan. KUD Mulus Rahayu dinilai sukses melakukan penanaman kembali atau replanting seluas 310 hektar dengan memanfaatkan dana dari BPDPKS.

"Kami dapat replanting di awal tahun 2016, kemudian dalam waktu 30 bulan kami melakukan panen perdana. Bahkan kami juga mendapat nilai A ketika Dinas Perkebunan Siak, Riau, menilai kebun kami pada Desember 2020.” ujar Pawito penuh bangga.

"Cepat atau lambat replanting pasti terjadi, maka kami butuh mitra yang sudah berpengalaman dan terbukti, dan kami kembali memilih Asian Agri . Terbukti dari kemitraan kami, kembali membuahkan hasil manis, areal yang kami replanting di awal Januari 2016 di bawah bimbingan Asian Agri, dalam 32 bulan, kami sudah melakukan panen perdana," tegasnya.

Koordinator Tim penilai fisik kebun kelapa sawit Dinas Pertanian Kabupaten Siak, Muhammad Ihsan, menerangkan bahwa KUD Mulus Rahayu yang berlokasi di KecamatanKerinci Kanan, Kabupaten Siak ini juga merupakan KUD pertama di Indonesia yang berhasil mendapat nilai A.

Hal sama juga diungkapkan pengurus KUD Manunggal Jaya di Merlung, Jambi, yang merasakan manfaat bermitra bersama Asian Agri melalui tanaman kelapa sawit generasi pertama.

"Kami kembali melanjutkan kemitraan untuk tanaman generasi kedua. Harapan kami, produktivitas tanaman generasi kedua ini akan lebih baik dibanding sebelumnya,” ungkap Ketua KUD Manunggal Jaya, Muhtar.

KUD Manunggal Jaya yang merupakan binaan PT Inti Indosawit Subur (Asian Agri), mewujudkan regenerasi sawit dengan melakukan tumbang perdana yang juga menandai peremajaan kebun sawit rakyat seluas 226,22 hektar pada Februari 2021, yang dilaksanakan di Desa Adipurwa, Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Berdiri sejak tahun 1979, Asian Agri saat ini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia yang mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 100.000 hektar di Sumatera Utara, Riau dan Jambi, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang bergabung dan berkembang bersama perusahaan. Oleh karenanya nama Asian Agri sudah tidak lagi asing di telinga.

APerusahaan ini merupakan pelopor program kemitraan petani kelapa sawit dengan tujuan mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga petani serta mendorong pengelolaan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan.

Head Operations Asian Agri, Omri Samosir, menerangkan bahwa replanting menjadi krusial dan menjadi momentum terbaik untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kelapa sawit. “Hampir 50 persen lahan yang dikelola oleh perusahaan dan petani topografinya berbukit dan penting penerapan mekanisasi yang tepat dalam pembukaan lahan sawit,” kata dia.

Diungkapnya, Asian Agri sudah bermitra dengan petani sekitar 30.000 kepala keluarga (KK) atau seluas 60.000 ha. “Kemitraan petani dilakukan supaya replanting binaan kami dapat setara dengan kualitas yang perusahaan lakukan,” ujar Omri.

Dalam replanting, petani binaan menggunakan bibit unggul Topaz, bibit yang dikembangkan oleh Asian Agri melalui PT Tunggal Yunus Estate Menurut dia, saat ini menjadi sangat penting supaya pada saat ditanam tanaman produktif. Terlebih, Topaz memiliki sejumlah keunggulan yaitu cepat berbuah, mampu beradaptasi di tanah marjinal, pertumbuhan vertikal yang lambat, dan memiliki produktivitas yang tinggi serta rendemen minyak yang tinggi.

"Kita harus pastikan persiapan bibit yang akan kita tanam itu produktif karena satu pohon tidak produktif sama dengan mengurangi sekitar 0-7-0,8 persen dari total produksi kelapa sawit. Sehingga penggunaan bibit unggul dalam peningkatan produktivitas menjadi krusial,” jelas dia.

Kemudian dalam perawatan dan pemeliharaan kelapa sawit dibutuhkan nutrisi cukup dan seimbang. “Biaya paling tinggi adalah pemupukan. Di sinilah salah satu kelemahan petani maupun perusahaan pada saat harga sawit drop, hal yang mudah dilakukan orang adalah tidak memupuk,” tandas Omri.

Asian Agri mengajak petani plasma melakukan replanting melalui pola kemitraan karena produktivitas sawit petani mulai menurun akibat tanaman sudah berumur tua. “Hingga kini Asian Agri telah melakukan replanting 3500 ha kebun petani plasma dengan mekanisasi seperti halnya perusahaan inti,” pungkasnya. (TN)