trustnews.id

LPPOM Menjaga Kehalalan, Menjawab Zaman
Dok, Istimewa

LPPOM Menjaga Kehalalan, Menjawab Zaman

NASIONAL Selasa, 19 Agustus 2025 - 12:17 WIB TN

TRUSTNEWS.ID - Di negeri dengan geografi luas dan puluhan ribu pelaku industri makanan, mulai dari hotel bintang lima hingga pedagang bakso kaki lima, digitalisasi menjadi kunci untuk menjangkau lebih luas. Hasilnya, sistem sertifikasi yang terintegrasi dan dipercepat, kini tersambung dengan platform SiHalal milik BPJPH, memungkinkan koordinasi lebih efisien dan menghindari proses yang berulang.

“Kami sudah online sejak 2012,” ujar Raafqi Ranasasmita, Corporate Secretary LPPOM, dengan nada bangga yang tenang kepada TrustNews. “Ketika pandemi membatasi mobilitas, kami tetap bisa melakukan audit secara virtual. Sertifikasi tidak boleh berhenti.”

“Kami juga memastikan sistem kami dapat terhubung langsung dengan platform milik BPJPH agar lebih terintegrasi,” paparnya.

Namun transformasi LPPOM tak berhenti pada aspek teknis. Ia juga menyentuh dimensi sosial, edukatif, bahkan kultural.

“Kami sadar bahwa sertifikasi saja tidak cukup,” jelasnya. “Kalau orang tidak paham alasan pentingnya halal, mereka tidak akan melihat nilainya,” tambahnya.

Maka lahirlah program “Halal Goes to School”, yang membawa edukasi halal ke ruang-ruang kelas di seluruh Indonesia, dari TK hingga perguruan tinggi. Melalui kunjungan lapangan, tur laboratorium, dan sesi interaktif, siswa belajar bukan hanya bagaimana produk diuji kehalalannya, tetapi juga mengapa itu penting dari segi agama, etika, dan sains.

“Kami membuka kunjungan ke kantor kami, atau kami datang langsung ke sekolah. Harapannya, masyarakat tak hanya bergantung pada pelaku usaha, tapi juga menjadi konsumen yang sadar dan kritis,” ucapnya.

Upaya ini tak berhenti di sana. LPPOM, menurutnya, melakukan edukasi halal kepada masyarakat dan pelaku industri. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kanal, dari kelas pengenalan sertifikasi halal yang digelar rutin dua minggu sekali, hingga keikutsertaan dalam pameran-pameran berskala nasional dan internasional.

Tak hanya expo bertema halal, mereka juga hadir di pameran industri pangan, kosmetik, hingga farmasi seperti Food Hotel Indonesia dan CPHI di Malaysia,” ujar Raafqi.

LPPOM juga aktif di ruang digital. Mereka memanfaatkan media sosial, podcast, webinar, hingga berkolaborasi dengan berbagai asosiasi industri. Tujuannya sederhana: memperluas jangkauan edukasi dan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem sertifikasi halal. Kolaborasi dengan asosiasi juga diharapkan mampu menggerakkan anggotanya agar semakin terbuka dan aktif mensertifikasi produknya.

Salah satu misi LPPOM yang tak kalah penting adalah inklusi. Jika perusahaan besar sudah lama menyadari pentingnya label halal, banyak pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) justru masih bingung harus mulai dari mana.

Untuk itu, LPPOM menciptakan pojok UMK di situs web mereka, berisi template, panduan, dan sistem yang mudah digunakan.

“UMK jadi tahu harus menyiapkan apa, dokumen apa yang dibutuhkan, alat apa yang harus dimiliki. Banyak yang tinggal isi saja,” jelas Raafqi.

Dampaknya nyata. Dengan kehadiran di 34 provinsi, LPPOM kini menjadi lembaga pemeriksa halal dengan jangkauan terluas di Indonesia. Program CSR mereka pun memperluas pengaruhnya.

Di Labuan Bajo, misalnya, mereka memfasilitasi sertifikasi warung-warung seafood di Kampung Ujung, memastikan wisatawan Muslim bisa makan dengan tenang.

Di tempat lain, mereka membina pengusaha penggilingan daging, rantai krusial dalam produksi bakso, dengan menyediakan alat dan pelatihan, agar proses menggiling sesuai standar halal. “Prinsipnya sederhana kehalalan tak hanya ditentukan oleh bahan, tapi oleh semua tangan yang menyentuh produk itu,” tegasnya.

Inovasi yang dikembangkan membuahkan hasil. Pada 2024, LPPOM menerima penghargaan Indonesian Halal Industry Award dari Kementerian Perindustrian berkat sistem sertifikasi halal berbasis online yang terintegrasi dengan BPJPH. Sistem ini diakui mempercepat proses sertifikasi dan menjadikan LPPOM sebagai lembaga pemeriksa halal dengan jumlah klien terbanyak untuk kategori reguler.

“Kami percaya bahwa halal bukan sekadar label, tetapi komitmen untuk melindungi konsumen secara menyeluruh mulai dari proses hingga nilai yang dikandungnya,” pungkasnya. (TN)