
Meskipun sempat vakum bertahun-tahun, Koperasi APPIK kini bangkit menjadi wadah kolaborasi para pelaku UMKM Kabupaten Pekalongan. Koperasi ini tak sekadar menjadi tempat berkumpul, tetapi bertransformasi menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Seperti apa gambarannya?
“Koperasi APPIK adalah koperasi produsen, anggotanya UMKM Pekalongan yang memproduksi makanan, baik oleh-oleh kering maupun makanan basah seperti katering snack box dan nasi box,” jelas Isnaini Sufiasro, Sekretaris Koperasi APPIK kepada Trustnews.
Fokus utama Koperasi APPIK adalah membantu anggota dari tiga sisi penting: penyediaan bahan baku yang lebih murah lewat pembelian bersama, dukungan pemasaran produk, serta program pendidikan berkelanjutan. “Kami rutin mengadakan pelatihan, berkolaborasi dengan Rumah Kreatif BUMN Telkom, Rumah Kreatif BRI, dan ITS NU. Biasanya kami gelar kelas satu atau dua bulan sekali, sesuai kebutuhan anggota,” lanjut Isna.
Meski sudah berdiri sejak 2014, Koperasi APPIK sempat lama tidak aktif hingga akhirnya berdenyut kembali pada 2023. Isna mengisahkan, sempat muncul wacana membubarkan koperasi dan mendirikan yang baru. Namun dorongan dari Dinas Koperasi membuat semangat untuk menghidupkan kembali APPIK tak pernah padam.
Sekarang, memasuki tahun kedua kebangkitannya, APPIK mulai menorehkan hasil positif. “Awalnya berat sekali, karena kami baru mulai lagi. Tapi sekarang OPD (Organisasi Perangkat Daerah) sudah mengenal kami. Kalau ada kunjungan instansi dan butuh oleh-oleh, biasanya mereka pesan ke kami. Sekolah-sekolah juga mulai bekerja sama, seperti untuk parcel Lebaran,” ungkap Isna dengan optimistis.
Ke depan, Koperasi APPIK berambisi menggarap digital marketing lebih serius. “Kami sudah punya akun marketplace resmi. Anak-anak magang dari ITS NU juga kami libatkan untuk digital marketing, termasuk membuat konten di media sosial. Tinggal konsistensi menjual yang perlu kami jaga,” tutur Isna.
Isna juga berharap, ke depannya pemerintah semakin memprioritaskan koperasi dalam berbagai pengadaan. “Kalau pemerintah mengutamakan koperasi, manfaatnya akan dirasakan banyak orang, bukan hanya satu perusahaan. Sayangnya, saat ini masih banyak pengadaan yang langsung ke perorangan atau perusahaan tunggal,” keluhnya. (TN)