trustnews.id

Reaktualisasi Pancasila, Upaya Mencegah Globalisasi
sosialisasi 4 pilar yang dihadiri oleh Anggota MPR RI, Edhy Prabowo di Kota Lubuk Linggau Sumsel, Minggu(4/8/2019).

Lubuk Linggau,(4/8/2019) -  “Reaktualisasi Pancasila Upaya mencegah Pengaruh Globalisasi”, menjadi Tema dari sosialisasi 4 pilar yang dihadiri oleh Anggota MPR RI, Edhy Prabowo di Kota Lubuk Linggau Sumsel, Minggu(4/8/2019).

Dalam pembukaan Seminar, Edhy Prabowo menjelaskan tentang Semua dampak Globalisasi reformasi yang dihadapi saat ini, perlu adanya reaktualisasi oleh segenap komponen bangsa melalui pemahaman yang benar, dan menyeluruh dalam konteks semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat tersebut merupakan kata kunci dari aktualisasi dan implementasi nilai-nilai luhur Pancasila yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh generasi penerus. 

Dalam kesempatan sosialisasi ini,  Edhy Prabowo pertama kali menjelaskan tentang arti dan bagian-bagian dari empat pilar yang diangkat dalam seminar kali ini. Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Indonesia, UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Indonesia, dan NKRI sebagai bentuk dari negara Indonesia, merupakan karya bangsa Indonesia yang wajib dibangun kembali oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk mengembalikan kekokohan bangsa Indonesia di mata dunia. 

Didalam acara tersebut, Edhy Prabowo juga mengkaitkan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini yang jauh diterpa pengaruh Globalisasi. Munculnya konflik penguasaan lahan, hilangnya identitas bangsa, budaya generasi muda menggunakan narkoba, tawuran, hingga degradasi moralitas generasi muda merupakan bukti nyata hilangnya peran Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam jiwa masyarakat Indonesia.

" Seluruh elemen bangsa harus mampu menyikapi berbagai permasalahan, perbedaan dan kemajemukan dengan berpedoman pada Empat Pilar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Seluruh anak bangsa harus aktif untuk menciptakan, membina, mengembangkan dan memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa yang kerap menghadapi potensi perpecahan. Generasi Milenial harus mampu menghidupkan kembali sikap dan budaya toleransi, ramah, silahturahmi dan musyawarah untuk mufakat yang hakikinya merupakan ciri bangsa Indonesia sejak dulu," jelasnya.

Menurut pandangan dari Edhy Prabowo bahwa Pancasila sebagai ideologi negara yang memiliki unsur konsep ideologis dan etis, perlu di reaktualisasi (penajaman ulang) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, Pancasila sudah final dan harga mati. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pemerintahan/birokrasi, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, wirausaha dan pergaulan di lingkungan masyarakat harus kembali dipertajam dan digiatkan. Pancasila harus dijadikan landasan fundamental.
Merenungkan, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai (intrinsik dan instrumental) yang terkandung di dalam Pancasila menjadi suatu keniscayaan. Karena, realitanya sudah lama Pancasila dilupakan sehingga berimplikasi terjadinya erosi pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara disebabkan ketidakseriusan pemerintah memahami dan menjalankan makna nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

" Dengan reaktualisasi Pancasila sebagai dasar negara, memang tidak hanya tugas pemerintah, legislatif, dan yudikatif, tetapi tugas bersama seluruh elemen masyarakat Indonesia. Namun, pemerintah sebagai penyelenggara negara perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, apa sebenarnya makna hakiki Pancasila sebagai dasar negara. Pancasilalah satu-satunya ideologi yang ada di negara ini. Pancasilalah ideologi yang mampu merekatkan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang plural dan majemuk. Segala kebijakan pemerintah harus berlandaskan ideologi Pancasila dan UUD 1945. Jadikan Pancasila sebagai pelita besar dan referensi untuk kepentingan hukum, ekonomi, sosial, politik, pertahanan keamanan dan budaya tanpa memberikan sedikit pun ruang gerak bagi kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganti dan merongrong Pancasila," ungkapnya.
Pancasila menjadi moral bersama yang mempertautkan elemen semua agama dalam pengaturan ruang publik di Indonesia. Pancasila harus dijadikan titik temu yang mampu menjawab tantangan lokalisasi dan arus globalisasi, sehingga perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang siap pakai melalui pelatihan-pelatihan keahlian dan keterampilan sejak dini. Sebab, di era globalisasi ini dunia semakin sempit karena faktor ilmu pengetahuan, teknologi dan informatika yang kian maju dan canggih.
Satu hal penting dan mendasar yang perlu dikembangkan adalah teladan secara nyata. Teladan merupakan kata kunci dan kekuatan moral yang akan menentukan berhasil tidaknya upaya revitalisasi nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan kebangsaan yang dilakukan. Sehingga begitu pentingnya kita harus menyelesaikan bersama permasalahan Bangsa saat ini yang sedang terjadi melalui proses pembangunan semangat dalam mengamalkan Empat Pilar, sehingga akan terciptanya Persatuan, Kesatuan dan Keutuhan NKRI lebih baik yang berlandaskan Pancasila. 
Melalui Sosialisasi Empat Pilar dilaksanakan di Kota Lubuk Linggau sehingga empat pilar merupakan salah satu solusi yang wajib disosialisasikan untuk menyadarkan Masyarakat pada umumnya dan para generasi muda pada khususnya yang sebagai generasi penerus Bangsa, tentang pentingnya rasa nasionalisme terhadap Indonesia Raya. Setelah pembukaan singkat yang sampaikan oleh Bapak Edhy Prabowo tentang pentingnya empat pilar tersebut. Sosialisasi yang diselenggarakan Bapak Edhy Prabowo mengundang tokoh-tokoh Masyarakat dan berbagi elemen Masyarakat dari Kabupaten/ Kota Lubuk Linggau dengan jumlah secara keseluruhan adalah 150 orang. 
Dalam penutup seminar kali ini, Bapak Edhy Prabowo menuturkan bahwa empat pilar sangat penting dan akan selalu digalakkan demi membangkitkan Semangat Warga Indonesia untuk Membangun NKRI saat ini karena mereka adalah ujung tombak kebangkitan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Jika Indonesia tetap ingin merdeka, maka kesadaran akan pentingnya jiwa nasionalime sepatutnya diteguhkan dan dijalankan mulai dari sekarang oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi muda yang menjadi penerus cita-cita bangsa. (Red)