trustnews.id

BRI Kantor Cabang Semarang Pattimura  Tumbuh Bersama UMKM Dari Titik Nol
Muhammad Nizar, Pemimpin Cabang BRI Semarang Pattimura

Hartini Darmono dan usaha bandeng duri lunaknya merupakan kisah perjalanan hidup manusia yang ingin mengubah hidup bersama kelompoknya. BRI hadir aebagai teman sekaligus saksi ikhtiar para pelaku UMKM.

Faktor lingkungan dan isi hati menjadi motivasi Hartini Darmono memulai bisnis bandeng duri lunak. Pun dengan perkara ilmu yang dimiliki, boleh dibilang, hasil coba-coba dari 10 program pokok PKK dari Pokja 2 dan 3 yang diterimanya. Yakni keterampilan dan sandang pangan serta tata laksana rumah tangga.

Adapun faktor lingkungan yang mendorongnya mengolah bandeng, dikarenakan hasil perikanan ikan bandeng di daerah Tambakrejo yang merupakan kawasan pesisir Pantai Utara Jawa, melimpah.

"Saya ajak ibu-ibu rumah tangga di Tambakrejo untuk bisa menambah pemasukan keluarga. Ajakannya ini disambut positif dengan banyaknya ibu-ibu yag bergabung," ujar Hartini Darmono coba mengingat peristiwa di medio 1980-an itu.

"Sumber bahan bakunya ada dan tenaga kerjanya juga sudah ada, tapi satu yang belum ada yakni modal untuk memulai usaha," tambahnya.

Harap maklum, saat itu Hartini masih tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kendalanya ada larangan bagi PNS memiliki pekerjaan lain. Ini yang membuatnya susah untuk mengakses ke perbankan dalam mengajukan kredit untuk usaha.

"Ya diakali saja. Suami yang mengajukan pinjaman untuk usaha kelompok di BRI,’’ tutur wanita yang kini berusia 68 tahun itu terkekeh.

Permohonan ini akhirnya disetujui.  BRI mengucurkan pembiayaan senilai Rp 400 ribu untuk kelompok usaha bersama pengolahan ikan bandeng duri lunak yang digeluti Hartini bersama ibu-ibu warga Tambakrejo lainnya. Uang tersebut merupakan permodalan pertama bagi mereka.

‘’Alhamdulillah, cair dapat pinjaman Rp 400 ribu dengan tenor 2 tahun. Uang itu dibagi untuk 20 orang anggota kelompok kami, setiap orang dapat Rp 20 ribu. Pada zaman itu nilai segitu sudah gede untuk modal usaha,’’ tutur Hartini yang menamakan usahanya itu Mina Makmur dengan merek dagang 'Bandeng Duri lunak Bu Darmono'.

Banyak pengalaman bagi kelompok usaha bersama itu. Bahkan pada tahun 2004, Hartini pernah diundang ke Istana Negara. Mereka berhasil mendapat penghargaan Juara I dalam lomba Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan yang diadakan Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Boleh dibilang BRI 'penyelamat' bagi Hartini dan kawan-kawan. Tak hanya saat memulai usaha saja. Saat pandemi melanda, BRI kembali memberikan kemudahan dengan restrukturisasi kredit dengan jangka waktu enam bulan.

"Selama masa itu kami boleh membayar cicilan menurut kemampuan. Nilai angsuran berkurang tapi waktu cicilan mundur. Kalau kita usaha bayar kurang BRI masih diberi tempo. Ya, enaknya begitu bermitra dengan BRI tapi jangan sampai tiga bulan terus tidak bayar," ujar Hartini.

Bersamaan dengan bantuan itu, Kampung Sentra Bandeng Tambakrejo juga mendapat penawaran menjadi mitra binaan BRI dalam program BRI Incubator. Kelompok usaha bersama ibu-ibu Tambakrejo yang dulu diketuai Hartini melakukan reorganisasi dan kini bernama KUB Global Milk Fish.

"Saya berterima kasih kepada BRI. Sebab, BRI ini kalau mendampingi tidak sekadar mendampingi. Kami selalu diajak komunikasi, ditanya kurang apa, mau apa, dan saya minta untuk awalan kelompok ini dibantu peralatan saja dan jumlahnya harus 20. Akhirnya diwujudkan BRI. Inilah pendampingan yang nyata dan sejalan dengan motto BRI Melayani dengan Setulus Hati,’’ tandas Hartini.

Muhammad Nizar, Pemimpin Cabang BRI Semarang Pattimura, mengatakan, Hartini Darmono dan usaha bandeng duri lunaknya merupakan kisah perjalanan hidup manusia yang ingin mengubah hidup bersama kelompoknya.

"BRI posisinya sebagai seorang teman yang menjadi saksi bagaimana ikhtiar manusia memulai dari nol, menikmati masa keemasan dan terpuruk akibat pandemi. Ada banyak kisah yang sama dari para pelaku UMKM dalam hubungannya dengan BRI," ujar Muhammad Nizar kepada TrustNews.

"Saya bertemu dengan Hartini dan bertanya akan prospek bisnisnya. Secara jujur diakuinya tidak ada regenerasi setelah dirinya untuk meneruskan usaha yang dirintisnya. Begitu juga dengan rekan-rekan seangkatannya juga sudah vanyak yang meninggal," tambahnya.

Sebagai pemimpin kantor cabang, dirinya mengaku akan memberikan fokus lebih besar ke klaster olahan bandeng. Alasannya, masalah regenerasi menjadi kekhawatirannya akan masa depan oalah bandeng duri lunak yang selama ini menjadi salah satu icon Semarang.

"Saya khawatir nasib bandeng duri lunak karena sudah mau masuk pergantian regenerasi. Klaster ini sudah mulai berumur dan regenerasi lambat. BRI turun sampe ke komunitas itu dengan menggandeng aejumlah anak perusahaan BRI (PNM dan Pegadaian) sehingga untuk urusan sehingga untuk urusan pembiayaan ultra mikro tak hanya peran BRI tetapi juga PNM dan Pegadaian tentunya dengan syarat yang telah ditetapkan," ujarnya.

"Tugas kami membesarkan yang kecil menjadi besar. Terbukti 80 persen portofolio BRI adalah nasabah UMKM. Sehingga, jelas komitmen BRI membesarkan yang kecil memang besar sekali,’’ pungkasnya. (TN)