trustnews.id

Perumda Pembangunan Sarana Jaya MEMBANGUN PERUMAHAN, MEMBANGUN KEHIDUPAN
Istimewa

Sarana Jaya tidak hanya membangun hunian. Namun fasilitas dan kehidupan yang ada pada hunian tersebut.

Perumda Pembangunan Sarana Jaya menutup lembaran tahun 2021 dengan catatan manis. BUMD milik Pemprov DKI Jakarta ini meraih dua penghargaan sekaligus di ajang Top BUMD Award 2021. Penghargaan diraih untuk kategori Top CEO BUMD 2021 dan BUMD Aneka Usaha Bintang 4.

Bagi Sarana Jaya, raihan kedua penghargaan tersebut menjadi titik balik dari musim yang tak menyenangkan. Sekaligus memberi motivasi menjadi BUMD yang dapat diandalkan dan terpercaya.

"Sarana Jaya dapat menjalankan program kerja perusahaan untuk mendukung Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sejalan dengan visi dan misi perusahaan dengan semangat profesional, setia dan jujur," ujar Agus Himawan Widiyanto, Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya kepada TrustNews.

Baginya, sebagai badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta, berkomitmen untuk melakukan pembangunan berkelanjutan, dalam hal lingkungan, ekonomi dan sosial. Upaya itu dilakukan dengan nilainilai Sustainable Development Goals dalam kegiatan bisnisnya.

Hal tersebut tercermin dalam visi misi Sarana Jaya yaitu menjadi pengembang yang terkemuka dan berkelanjutan di Indonesia. Serta membantu DKI Jakarta menjadi Kota Maju yang Bahagia warganya dengan program yang dimiliki.

Program tersebut diantaranya pembangunan hunian DP 0 rupiah sebagai upaya penanganan backlog perumahan di DKI Jakarta, melaksanakan pembangunan SJUT sebagai upaya penataan kota dan menyelenggarakan fasilitas pengolahan sampah antara di dalam kota sebagai upaya penanganan sampah yang saat ini menjadi isu penting di Indonesia.

Selain itu, Sarana Jaya juga terus melakukan kegiatan tanggung jawab perusahaan seperti penyediaan urban farming sebagai upaya ketahanan pangan, pemberian sembako, penyediaan warung Jakpreneur bagi tunaNetra sebagai upaya pemulihan ekonomi saat pandemi covid-19 dan penyerahan sumur bor kepada kota Jakarta timur sebagai upaya penanganan banjir di DKI Jakarta dan lainnya.

"Sarana Jaya telah merealisasikan Pembangunan hunian DP 0 rupiah sebagai upaya penanganan backlog perumahan di DKI Jakarta. Hunian ini menargetkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," ujar Agus Himawan Widiyanto.

"Sarana Jaya berupaya penuh menciptakan pemukiman yang berkemanusiaan. Karena yang kami lakukan tidak hanya
membangun hunian, namun fasilitas dan kehidupan yang ada pada hunian tersebut." "Sarana Jaya berkomitmen untuk membangun hunian yang layak bagi masyarakat DKI Jakarta, seperti halnya Pembangunan DP Nol Rupiah, Ciks Mansion, dan lainnya. dengan begitu Sarana Jaya telah berkontribusi dalam upaya penanganan ketersediaan hunian layak dan terjangkau," paparnya.

Tidak hanya mengurus penyediaan hunian yang layak bagi masyarakat, menurutnya, Sarana Jaya juga mendapatkan
tugas dari Pemprov DKI Jakarta untuk membangun dan mengelola fasilitas pengelolaan sampah antara (FPSA) di Ibu Kota. Penugasan itu termasuk dalam kegiatan strategis daerah (KSD) DKI Jakarta yang tertuang dalam Keputusan Gubernur No 71 Tahun 2020.

"Menyelenggarakan fasilitas pengolahan sampah antara di dalam kota sebagai upaya penanganan sampah yang saat ini menjadi isu penting di Indonesia," ujarnya. Sebagaimana dikemukakan Dinas

Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Jumlah sampah dari DKI Jakarta yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mengalami peningkatan setiap tahun. Secara rinci dipaparkan, pada tahun 2014 jumlah sampah yang dikirimkan sebanyak 5.665 ton per hari. Lalu pada tahun 2015, jumlahnya meningkat sebanyak 6.419 ton per hari.

Pada tahun 2016, sampah yang dikirimkan menjadi 6.562 ton per hari, pada 2017 sebanyak 6.875 ton per hari, pada 2018 sebanyak 7.453 ton per hari, pada 2019 sebanyak 7.702 ton per hari, dan pada 2020 sebanyak 7.424 ton per hari.

Adapun jenis sampah yang dikirim ke lokasi tersebut didominasi sisa makanan dengan persentase 53 persen, plastik sebanyak 9 persen, reside sebanyak 8 persen, kertas sebanyak 7 persen, dan lain-lain.

"Dengan kondisi banyaknya limbah sampah DKI Jakarta yang tak terbendung di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Sarana Jaya membangun 2 Fasilitas Pengolahan Sampah Antara atau Intermediate Treatment Facility (ITF) untuk mengelola sampah di Ibukota yang ditugaskan oleh Pemprov DKI Jakarta," pungkasnya. (TN)