trustnews.id

Gebrakan GANJAR PRANOWO Pulihkan Ekonomi Jawa Tengah
Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah
Jateng Gayeng

Gebrakan GANJAR PRANOWO Pulihkan Ekonomi Jawa Tengah

DAERAH Selasa, 19 Oktober 2021 - 08:17 WIB TN

Sejak terjadinya pandemi pada awal tahun lalu, ekonomi Jawa Tengah mengalami tekanan berat. Namun, pada Triwulan II 2021 ini, secara umum ekonomi Jawa Tengah telah mengalami perbaikan. Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 5 Agustus 2021 mencatat ekonomi Jawa Tengah Triwulan II 2021 tumbuh sebesar 5,66 persen (y-on-y). Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan Triwulan I 2021 yang pada saat itu mengalami kontraksi.

Ini merupakan titik balik positif untuk pemulihan ekonomi Jawa Tengah pada masa pandemi, setelah sebelumnya selama empat triwulan terakhir ekonomi Jawa Tengah mengalami kontraksi. Arah pemulihan ekonomi pada Triwulan II 2021 ini telah terjadi secara merata, baik dari sisi pengeluaran maupun dari sisi produksi.

Pulihnya perekonomian di wilayah ini tidak terlepas dari strategi yang dituangkan Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah. Sejumlah sektor diperbaiki dan ditata lebih baik lagi agar perekonomian di wilayah ini, semakin kuat tertama dalam menghadapi siituasi yang berkembang ke depan.

Dari sisi investasi, Ganjar Pranowo membentuk tim khusus yang aktif dan mampu menggerakkan dan memperkuat sektor investasi di Jawa Tengah, khususnya sektor industri primer.

Wilayah industri makanan dan minuman juga merupakan sektor yang tidak luput dari bidikan Ganjar Pranowo untuk dipoles lebih baik. Dalam pandangannya, sektor ini memiliki potensi pertumbuhan yang sangat bagus, karena di dalamnya melibatkan produk UMKM. “Biasanya produksi makan dan minum ini paling lebar karena UMKM ada di sana. Tinggal kita carikan offtacker. Saya minta dinas terkait untuk menginventarisasi UMKM yang siap untuk dilibatkan,” imbuhnya.

Langkah yang tidak kalah penting bagi Ganjar Pranowo dibenahi adalah mengoptimalkan peran BUMD Provinsi Jawa Tengah. Termasuk mereview unit bisnisnya, yang masih bisa terus berjalan, atau memang perlu dilakukan likuidasi. Di samping itu juga perlu dilakukan pengelolaan aset yang dimiliki secara optimal. Artinya aset-aset tersebut jangan dibiarkan mangkrak. “Yang bagus jalan terus, dan yang jelek dilikuidasi saja. Atau jika masih bisa rescue ya bisa di-merger,” ungkapnya.