trustnews.id

Era Reiwa Kaisar Jepang Naruhito
Kaisar Jepang Naruhito

Era Reiwa Kaisar Jepang Naruhito

DUNIA Selasa, 14 Mei 2019 - 06:02 WIB TN

Dengan alasan kesehatan Akihito mundur sebagai Kaisar Jepang. Penggantinya Naruhito akan berkuasa di era Reiwa yang bermakna mengejar harmoni.

Setelah tiga dasawarsa berkuasa, Akihito memilih mengundurkan diri sebagai Kaisar Jepang, di ahir April lalu. Masalah kesehatan yang menurun menjadi alasan  pria berusia 85 tahun ini turun tahta sejak ditasbihkan menjadi kaisar  pada 1989 lalu. 
Akihoto sendiri sudah memberi tanda akan mundur secara sukarela sebagai kaisar sejak tahun 2016, bahwa ia takut usianya akan menyulitkannya menjalankan tugas dan sangat mengisyaratkan bahwa ia ingin mundur.
"Ketika saya menganggap bahwa tingkat kebugaran saya berangsur-angsur menurun, saya khawatir akan menjadi sulit bagi saya untuk melakukan tugas-tugas saya sebagai simbol Negara," katanya saat itu.
Saat itu, rakyat Jepang memberikan simpati yang mendalam atas keinginan kaisar untuk pensiun dan setahun kemudian parlemen memberlakukan undang-undang yang memungkinkan pengunduran dirinya.
Era Kaisar Akihito ditandai oleh interaksinya dengan orang-orang yang menderita penyakit dan bencana, yang telah membuatnya disayangi oleh banyak orang Jepang.
Upacara Turun Takhta Yang Mulia Kaisar (Taiirei-Seiden-nogi) berlangsung di ruang negara Matsu-no-Ma di Istana Kekaisaran, tetapi sebagian besar akan dilakukan secara tertutup dan hanya dihadiri 330 tamu undnagan.  
Upacara akan berakhir dengan Akihito menyampaikan pidato terakhirnya sebagai kaisar, meskipun secara teknis ia akan tetap menjadi kaisar sampai tengah malam. Pada Rabu pagi, Putra Mahkota Naruhito akan mewarisi Harta Karun Kekaisaran dalam ritual pertamanya sebagai kaisar.
Tahta kekaisaran Jepang diwariskan kepada Kotaishi Naruhito Shinno, atau yang lebih dikenal sebagai Putra Mahkota Naruhito. Pria kelahiran 23 Februari 1960, ini terkenal dengan keromantisannya. 
Kamu mungkin merasa takut dan khawatir mengenai bergabung dengan keluarga kerajaan. Tapi, saya akan melindungimu seumur hidupku, ujar Hirohito meyakinkan Masako Owada, seperti dilansir majalah People. Pada 2001. 
Meski sempat ditolak Masako, yang ingin berkarir sebagai diplomat, meskipun keduanya akhirnya menikah pada 1993 dan melahirkan seorang bayi perempuan bernama Aiko yang lahir pada 2001..
Menurut Reuters, Masako berjuang keras untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan kerajaan. Dia juga disebut pernah mengalami stres. Masako telah bekerja keras untuk beradaptasi dengan lingkungan rumah tangga kekaisaran selama 10 tahun terakhir. 
"Dia sangat protektif terhadap istrinya yang telah bertahan di media karena masalah kesehatannya," ujar Direktur Studi Asia di Temple University Jepang, Jeffrey Kingston. 
Setelah mendapatkan gelar sejarah di Universitas Gakushin, dengan tesis tentang transportasi air abad pertengahan, Naruhito melanjutkan pendidikannya ke Merton College, Oxford. Naruhito menjadi bangsawan Jepang pertama yang belajar di luar negeri. 
Naruhito menempuh pendidikan di Merton College selama dua tahun. Selama melanjutkan pendidikannya di luar negeri, dia menulis buku dengan judul The Thames and I: A Memoir of Two Years di Oxford, yang baru saja diterbitkan kembali dalam bahasa Inggris. 
Naruhito sangat peduli dengan pengelolaan air dan lingkungan hidup. Sejak 2007, dia menjabat sebagai presiden kehormatan Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Air dan Sanitasi. Selain itu, dia juga kerap menjadi pembicara internasional yang membahas mengenai topik air, sanitasi, dan lingkungan. 
Naruhito menjadi kaisar Jepang. Sosok yang mewakili masyarakat Jepang yang tak lagi dibayangi masa lalu Perang Dunia II, namun mewakili wajah Jepang dalam era Reiwa yang bermakna mengejar harmoni.